SANCAnews.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) Fadli Zon menilai pernyataan Densus 88 Antiterorisme yang menyebut Negara
Islam Indonesia (NII) masif di Sumatera Barat (Sumbar) adalah tuduhan serius.
Politikus dari Partai Gerindra itu, meminta agar satuan antiteror Polri itu,
tak membuat situasi menjadi saling curiga di masyarakat atas tuduhan tersebut.
Apalagi, kata Fadli, dengan pernyataan Densus 88 yang
menyebut NII Sumbar berencana menggulingkan pemerintahan resmi sebelum 2024.
“Tuduhan Densus itu mengada-ngada, dan membuat kita jadi saling curiga satu
dengan yang lainnya,” kata Fadli saat dihubungi, dari Jakarta, pada Senin
(18/5).
Fadli Zon menilai ungkapan Densus 88 itu, seperti menuding
masyarakat di Sumbar berpotensi menjadi musuh negara, dengan merencanakan,
makar, atau penggulingan pemerintahan yang sah. “Jelas itu sangat menyudutkan
orang-orang Minang,” ujar Fadli yang juga mantan Ketua Ikatan Keluarga Minang
itu.
Fadli mengingatkan Densus 88, dan masyarakat yang lupa
sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Fadli menekankan orang-orang Minang,
dari Sumbar, ikut berjuang dalam perjuangan memerdekakan Indonesia. Bahkan kata
dia, tiga dari empat para bidan kemerdekaan Indonesia, berasal dari Ranah
Minang.
Mereka, kata Fadli, adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir,
bersama Tan Malaka yang menjadi pelengkap Soekarno. “Yang benar saja NII di
Sumbar akan memberentak pemerintahan yang sah,” ujar Fadli.
Fadli menegaskan, agar Densus 88 tak mengumbar pernyataan-pernyataan
yang membuat masyarakat menjadi gaduh, dan memasang sikap siaga karena prilaku
saling curiga. Ketimbang Densus 88 menuding-nuding masyarakat di Sumbar
terpapar terorisme NII, dan berencana untuk menggulingkan pemerintah, lebih
baik, saran Fadli, satuan antiteror Polri tersebut mengkaji, dan melakukan aksi
nyata dalam pemberantasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
KKB, kata Fadli, resmi dilabeli pemerintah sebagai Kelompok
Separatis Terorisme (KST) yang jelas-jelas menyatakan diri akan memberontak,
dan memisahkan diri dari Indonesia. Bahkan, dikatakan Fadli, KST Papua,
terang-terangan menantang, dan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil,
petugas Polri, maupun militer.
“Densus lebih baik fokus pada penanganan di Papua, karena ada
OPM (Organisasi Papua Merdeka) di sana yang jelas-jelas memberontak dengan
senjata, membunuh warga sipil, membunuh militer kita, di sana. Mengapa Densus
88 tidak pernah, dan membiarkan kelompok terorisme di Papua ini,” kata Fadli.
Pernyataan Fadli Zon tersebut, menanggapi pernyataan Densus
88 tentang keberadaan masif anggota NII di Sumbar. Kepala Bagian Operasioanl
(Kabag Ops) Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan, tercatat ada 1.125
orang anggota NII di Sumbar yang tersebar di berbagai wilayah.
Ungkapan Densus 88 tersebut, berdasarkan hasil dari
penyidikan terhadap 16 anggota NII yang ditangkap pekan lalu. Kata Aswin, para
anggota NII tersebut, berencana untuk menggulingkan pemerintahan yang sah
sebelum 2024, lewat aksi-aksi terorisme. (republika)