SANCAnews.id – Pertemuan aktivis 98' patut
disambut baik oleh semua pihak. Pasalnya, perjuangan Indonesia baru tanpa orde
baru (orba) masih harus terus diperjuangkan.
Itu lantaran hingga kini Orba masih bercokol di negeri ini.
Setidaknya, itu dapat diidentifikasi dengan adanya gejala otoritarianisme gaya
baru melalui wacana penundaan Pemilu 2024.
Demikian disampaikan Aktivis Senior Syahganda Nainggolan
dalam acara bertajuk "Bergerak Bersama Membangun Negeri" di Kopi
Politik, Pakubuwono, Jakarta Selatan, Jumat (22/4).
"Saya berbahagia hari ini karena teman-teman 98' ini
reclaim atas politik perjuangan mereka yang hampir hilang. Pada saat ini saya
baru membicarakan seluruh rakyat Indonesia bernyanyi "hari-hari esok
adalah milik kita dan Indonesia tanpa Orba"," ujar Syahganda.
Menurut Syahganda, rekan-rekan aktivis 98' yang turut hadir
dalam pertemuan kali ini dulu turut andil memperjuangkan reformasi. Sehingga,
spirit perjuangan itu tetap harus diwujudkan.
"Yang diinginkan Indonesia tanpa orba. Gerakan
teman-teman berhasil menurunkan Soeharto, saya bilang ke Masinton, Ton,
sekarang itu yang kuasai masih Orba, yang sekarang justru dijawab oleh Masinton
(melalaui kritik terhadap Luhut)," tegasnya.
Atas dasar itu, Syahganda menilai pertemuan aktivis 98' pada
kesempatan ini adalah pertemuan penting. Sebab aktivis 98' saat ini sudah
berdiaspora di berbagai lini ruang publik. Terlebih, Orba masih terus
menghantui dan membayangi kekuasaan Indonesia.
"Teman-teman yang ingin saya sampaikan hari ini
pertemuan ini adalah pertemuan penting, karena saya lihat tokoh-tokoh 98' ini
sudah menguasai ruang publik. Ray Rangkuti, Arif Poyuono, Masinton, Faizal
Assegaf, dll semua ruang publik ini dikuasai. Cerita teman-teman 98' bagaimana
kita kembali perjuangkan bersama-sama supaya kita ini betul-betul Indonesia
tanpa Orba," pungkasnya. (rmol)