SANCAnews.id – Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia
(Apdesi) menggelar acara silaturahmi nasional 2022 di Istora Senayan, Jakarta,
Selasa (29/3). Dalam acara tersebut, mereka menyuarakan dukungan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) menjabat tiga periode.
Acara tersebut sontak menuai polemik. Bahkan dualisme kubu
Apdesi terungkap di publik. Muncul protes dari Apdesi kubu lain pimpinan Arifin
Abdul Majid. Sementara, Apdesi yang menggelar acara di Istora Senayan tersebut
pimpinan Surtawijaya.
Apdesi Kubu Arifin protes keras, dengan pernyataan dukungan
Jokowi tiga periode. Bahkan, dia merasa nama organisasinya dicatut dalam acara
tersebut.
Arifin menegaskan, Apdesi pihaknya telah mendapatkan
pengesahan sebagai Organisasi Masyarakat berbadan hukum sejak 2016 sesuai
dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.0072972-
AH.01.07 TAHUN 2016 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU-0001295-AH.01.08 Tahun 2021 tentang Perubahan Perkumpulan Assosiasi
Pemerintah Desa Seluruh Indonesia dengan Ketua Umum Arifin Abdul Majid dan
Sekretaris Jenderal Muksalmina.
”Organisasi Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia
disingkat APDESI, mengutuk keras penggunaan nama organisasi kami yang dilakukan
oleh orang- orang tertentu dan menggiring opini seolah-olah seluruh kepala desa
yang bergabung dalam organisasi kami meminta perpanjangan masa jabatan
presiden,” kata Arifin dalam siaran persnya, Rabu (30/3).
Arifin pun mempertanyakan pemerintah, mengapa nama organisasi
masyarakat Apdesi yang sudah terdaftar di Kemenkum HAM masih boleh digunakan
oleh orang yang tidak berhak.
“Sangat kami sayangkan telah menjustifikasi seluruh anggota
APDESI masuk dalam politik praktis, khususnya polemik presiden 3 periode,”
jelas dia.
Arifin pun meminta Polisi mengungkap aktor intelektual yang
telah menggiring isu seolah seluruh Anggota Apdesi mendukung perpanjangan masa
jabatan presiden. Termasuk, telah mencemarkan kehadiran Presiden Jokowi karena
akan mendapat dukungan untuk bisa menjadi presiden 3 periode dari seluruh anggota
Apdesi.
“Mengharapkan semua teman-teman media dapat membantu
meluruskan informasi ini kepada masyarakat sehingga tidak terjadi penyesatan
dan distorsi Informasi yang merugikan kelembagaan dan Anggota APDESI seluruh
Indonesia,” tutup pernyataan Arifin.
Dalam acara Apdesi di Istora kemarin, muncul pernyataan
Jokowi 3 Periode hingga Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Presiden
setelah Jokowi.
Pernyataan itu disampaikan perwakilan desa asal Provinsi Aceh
bernama Muslim yang meneriakkan Jokowi 3 Periode. Momen itu diteriakannya saat
sesi tanya jawab dengan Luhut.
Awalnya, Muslim menjelaskan kondisi Taman Nasional Gunung
Leuser (TNGL). Harapannya, Presiden Jokowi bisa memindahkan kantor pengurus
TNGL dari Medan ke Aceh. Dia juga meminta adanya pemberdayaan di kawasan hutan
tersebut.
Permohonan itu diutarakannya lewat Luhut. Hingga di ujung
aspirasinya Muslim berteriak Jokowi 3 periode.
"Tolong ini sebagai permintaan kami kepada Bapak. Saya
yakin Bapak bisa mengabulkannya dan Pak Presiden bisa mengabulkannya. Jokowi 3
periode, setuju?," teriak Muslim di acara Apdesi di Istora Senayan,
Jakarta, Selasa (29/3).
"Setuju!" teriak sebagian peserta.
Sementara, perwakilan Desa Pasir Wangi, Jawa Barat bernama
Sutisna menanyakan kepada Luhut apakah siap dicalonkan Presiden setelah Jokowi.
Luhut hanya menjawab agar di doakan sehat-sehat.
"Pertanyaan saya, apakah Bapak siap dicalonkan sebagai
presiden setelah Bapak Jokowi lengser?" kata Sutisna disambut heboh
peserta.
"Setelah Pak Jokowi lengser, saya yakin bapak bakal
banyak membantu kemajuan desa di seluruh Indonesia," tambah Sutisna.
"Hatur Nuhun Kang Sutisna. Satu saja permintaan saya,
boleh? Doain kami sehat-sehat, kalau saya, kita hidup itu harus tahu diri. Saya
ulangi ya saya nasihat sbg orang tua. Semua di bawah langit ini ada waktunya,
jadi kita enggak boleh cita-cita yang aneh aneh," jawab Luhut.
Luhut menyatakan tidak mau menjadi Presiden setelah Jokowi.
Dia hanya fokus menuntaskan tanggung jawabnya di pemerintahan.
"Saya nggak mau, saya pikir ada waktunya saya pensiun.
Tidak mimpi saya jadi wakil presiden atau presiden, biarlah yang lain. Saya
hanya menuntaskan tanggung jawab yang diberikan presiden kepada saya,"
kata Luhut. (merdeka)