SANCAnews.id – Ketua Umum Persaudaraan Alumni
(Ketum PA) 212 Slamet Maarif merasa heran dengan pilihan kegiatan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) selama berada di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,
Kalimantan Timur, Senin (14/3).
Pasalnya, kata dia, Jokowi lebih memilih melaksanakan ritual
Kendi Nusantara bersama 34 gubernur se-Indonesia.
Slamet tidak mendengar atau melihat pemberitaan tentang
Jokowi sedang memanjatkan doa bersama pemuka agama yang dipercayai di
Indonesia.
"Luar biasanya, Indonesia yang berketuhanan Yang Maha
Esa di acara tersebut tidak terdengar, terlihat, dan terberitakan pembacaan doa
agama apa pun," kata mantan juru bicara FPI itu melalui layanan pesan,
Selasa (15/3).
Slamet kemudian mempertanyakan arah bangsa ke depan ketika
Jokowi lebih mengedepankan menggelar ritual ketimbang berdoa di Titik Nol Ibu
Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, Senin (14/3).
"Mau dibawa kemana ini negara," tanya dia
keheranan.
Presiden Jokowi diketahui berkemah di Titik Nol IKN
Nusantara, Kalimantan Timur, Senin ini hingga Selasa (15/3).
Kepala negara selama berkemah turut menggelar ritual
penyatuan tanah dan air atau Kendi Nusantara di lokasi tersebut.
Tampak sejumlah menteri mendampingi Presiden Jokowi dalam
kegiatan Kendi Nusantara, antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri
Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya,
dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Gubernur pertama yang menyerahkan tanah dan air dari
daerahnya adalah Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan penyatuan tanah
dan air Nusantara ini menandai cita-cita besar dan pekerjaan besar yang akan
segera dimulai, yaitu pembangunan IKN Nusantara.
“Saya hadir di sini bersama-sama 34 gubernur dari 34 propinsi
dari seluruh Tanah Air, bersama 15 tokoh masyarakat dari Kalimantan Timur. Kita
tahu baru saja tadi tanah dan air yang dibawa oleh 34 gubernur telah kita
satukan di tempat yang akan jadi lokasi Ibu Kota Nusantara,” kata Presiden.
Menurut dia, prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara
merupakan bentuk kebinekaan dan persatuan yang kuat untuk membangun IKN
Nusantara. (jpnn)