SANCAnews.id – Presiden Jokowi minta aturan mudik
jangan dibandingkan dengan MotoGP. Sebagai informasi, saat MotoGP Mandalika
beberapa waktu lalu pemerintah tidak mengharuskan warga untuk tes antigen dan
PCR.
Sementara untuk aturan mudik, syaratnya adalah wajib vaksin
booster. Tentu saja 'pilih kasih' ini memicu reaksi masyarakat.
Seakan tak ingin polemik tersebut berlarut-larut, Jokowi
langsung meminta agar masyarakat jangan membandingkan aturan mudik dengan
MotoGP.
"Jangan dibandingkan nanti dengan acara-acara yang lain,
acara misalnya MotoGP yang 60 ribu. Nggak bisa dibandingkan 79 juta. Sehingga
penanganan harus hati-hati," kata Jokowi, seperti dikutip dari
makassar.terkini -- jaringan Suara.com, Kamis (31/3/2022).
Pernyataan Jokowi ini mendapat tanggapan dari pengguna media
sosial, termasuk di kolom komentar Facebook Suara.com.
"Pak Presiden yang terhormat, apa bedanya kegiatan yang
banyak mengundang massa di Mandalika dengan kegiatan mudik lebaran? Sama-sama
mengundang massa kan? Jangan dihitung jumlah karena keduanya sudah masuk
kategori mengundang massa. Jangan dipelintir ah," tulis warganet.
"Saat MotoGP coronanya yang dikarantina," tulis
pengguna Facebook yang lain.
Berdasarkan data, pemudik yang akan pulang kampung diprediksi
sekitar 79 juta orang.
"Dari data terakhir yang kita terima, yang ingin mudik
itu kurang lebih 79 juta, ini bukan jumlah yang sedikit," bebernya.
Jokowi mengatakan, ia tak mempermasalahkan tentang pemudik yang
ingin melakukan wisata.
"Yang paling penting saat mudik kemudian kalau berwisata
jangan lupa protokol kesehatan, utamanya memakai masker. Dan yang kedua sudah
harus vaksin lengkap ditambah booster. Karena ini untuk melindungi kita
semuanya, untuk menjaga," jelasnya. **