SANCAnews.id – Tak hanya soal wacana penundaan
Pemilu 2024, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kini mendapat kritikan
terkait diizinkannya kembali umat Muslim menjalankan shalat Tarawih berjamaah
di masjid.
Meski ada pelonggaran, ternyata masih ada persyaratan yang
harus dilakukan masyarakat untuk bisa menjalankan ibadah khusus bulan Ramadhan
itu. Syarat itu adalah seluruh masyarakat sudah mendapat vaksis dosis ketiga
alias booster.
Kebijakan ini kontan mendapat sorotan keras dari Ketua Umum
DPP KNPI, Haris Pertama. Menurut Haris, Luhut terlalu melebar mengurusi permasalahan
ibadah umat muslim.
"Setiap masuk bulan Ramadhan selalu saja begini, urus
saja urusanmu yang lain pak, jangan campuri ibadah kami umat muslim,"
ujarnya melalui akun Twitter @knpiharis yang dikutip Redaksi, Minggu (27/3).
"Kemarin di Mandalika apakah sudah booster semua?"
sindir Haris.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Pendopo Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu lalu (19/3), Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
memastikan umat muslim sudah bisa menjalankan shalat tarawih berjamaah di
masjid.
Namun, tetap ada upaya pencegahan penularan Covid-19 yang
harus dilakukan masyarakat. Selain rajin mencuci tangan, memakai masker, warga
yang akan melaksanakan shalat tarawih di masjid telah menerima vaksin booster
Covid-19.
"Tarawih boleh," ucap Luhut. "Makanya nanti
mau puasa ini supaya semua (dapat) booster, supaya nanti Ramadhan bisa lebih
bebas. Kalau tarawih bisa lebih bebas, (barisan) rapat, tapi tangan dicuci, ini
(masker) pasang, booster," kata Luhut.
Pernyataan Luhut ini, menurut Haris, sudah berlebihan, "Ingat pak, kau bukan Presiden, semua urusan mau kau atur," pungkas Haris. (rmol)