SANCAnews.id – Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah
di Gowa, Sulawesi Selatan digeledah polisi, Selasa, 8 Maret 2022 dini hari.
Ketua Umum PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Gowa,
Annisa Safitri menjelaskan penggeledahan dilakukan oleh oknum polisi dari
jajaran Polrestabes Makassar.
Dikabarkan, ada lima orang kader dari sayap organisasi
Muhammadiyah yang sedang terlelap di lokasi.
“Mereka tiba-tiba dibangunkan, kemudian dikumpulkan di satu
ruangan, disita HP-nya,” jelas Annisa, Sabtu 19 Maret 2022, dilansir dari
Liputan 6.
Diketahui bahwa polisi dating tanpa surat perintah
penggeledahan ataupun dokumen pendukung lainnya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa polisi yang berada di lokasi
langsung membangunkan dan berlaku kasar kepada lima orang kader tersebut.
“Tiba-tiba digertak, kan orang tidur baru bangun, kan blank,”
jelas dia.
Lebih lanjut dijelaskan lebih rinci bahwa pasca dikumpulkan
di satu ruangan dan menggeledah kantor tersebut, polisi bilang bahwa mereka
salah alamat.
Mestinya yang dicari adalah kader Pengurus Besar Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Pencarian kader PMII tersebut buntut aksi demonstrasi
penolakan kenaikan harga minyak goreng yang berujung ricuh di depan Kantor DPRD
Makassar, Sulawesi Selatan pada hari sebelumnya.
“Cuma dia (polisi) salah alamat, fatalnya tidak punya surat
izin penggeledahan,” ujar Annisa.
Oleh karena itu, Annisa mendesak Kapolrestabes Makassar
meminta maaf atas keteledoran anak buahnya itu.
“Minta untuk pihak Kapolrestabes datang ke Kantor Pusat
Dakwah untuk menyampaikan permintaan maaf. Karena kejadian tersebut menyebabkan
persepsi di masyarakat bertanya-tanya,” ujar Annisa.
Insiden penggeledahan itu, kata Annisa, membuat opini di
masyarakat cenderung negatif. Lantaran menyangka yang bukan-bukan. Padahal itu
sebuah kejadian salah paham. (terkini)