SANCAnews.id – Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan penceramah
perlu menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Dengan demikian keutuhan NKRI tetap terjaga sehingga umat
bisa menjalankan ibadahnya dengan khusuk dan tenang sebagai kewajiban pada
Allah SWT.
"Jadi di samping membangun akhlak dan ketaqwaan umat
kita terhadap Allah SWT, kita juga tidak boleh meninggalkan semangat
nasionalisme dan patriotisme," ujar Boy Rafli dalam keterangannya, Jumat
(11/3/2022).
Boy menuturkan dengan mengedepankan semangat nasionalisme dan
patriotisme, NKRI akan tetap utuh dan aman sebagai tempat bagi warga negaranya
untuk menjalankan aktivitas kehidupan termasuk ibadah.
Boy menegaskan semangat nasionalisme dan patriotisme akan
menumbuhkan ukhuwah atau persaudaran dalam mewujudkan tujuan negara.
"Tujuan negara adalah melindungi segenap tumpah darah
dan bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia," ucap Boy.
Ia mencontohkan, semangat patriotisme dan nasionalisme telah
diwariskan oleh ulama besar Indonesia seperti KH Hasyim Asyari sejak lahirnya
NKRI. Dengan semangat itu, NKRI kokoh berdiri dalam menghadapi berbagai
tantangan zaman.
"KH Hasyim Asyari menggelorakan prinsip hubbul wathon
minal iman, bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Ini yang perlu
terus dipelihara dan dikembangkan," tutur Boy.
Selain itu Boy juga menekankan untuk selalu membangkitkan
semangat Rahmatan Lil Alamin.
"Bahwa Islam adalah rahmat bagi alam. Dengan keberadaan
Islam akan memunculkan kedamaian bagi alam seisinya," ungkap Boy.
Boy prihatin dengan adanya oknum-oknum penceramah yang justru
memantik disintegrasi sosial masyarakat.
Oknum tersebut kata Boy, lebih mendorong semangat intoleransi
dan radikalisme sehingga bisa menimbulkan perpecahan masyakarat.
"Kita harapkan jangan sampai penceramah merusak tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas Boy.
Boy mengingatkan, untuk membuat tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam NKRI bukan hal mudah. Nyawa dan harta yang tak ternilai
harganya disumbangkan para pendahulu termasuk para tokoh-tokoh agama.
Boy mengungkapkan keberadaan oknum penceramah intoleran bukan
sekadar isu, namun realitas.
"BNPT sudah mengamati dan mencermati narasi ceramah yang
cenderung membangun semangat intoleran. Kita harapkan ini tidak berlanjut demi
keutuhan sebagai bangsa, sehingga kita semua bisa menjalankan ibadah dengan
tenang dan khusyuk," katanya. (suara)