SANCAnews.id – Pertemuan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan simpul-simpul
organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus terus
menuai kritik.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku tidak masalah saat
presiden mengumpulkan 12 perwakilan organisasi ekstra kampus. Hanya saja,
pertemuan itu tidak boleh mematikan nalar kritis dan konstruktif mahasiswa.
"Boleh saja Presiden dan Kapolri kumpulkan gerakan
mahasiswa. Tapi mahasiswa harus tetap kritis dan konstruktif. Komunikasi jalan
dan konsistensi perjuangan tetap jalan," ujar Mardani kepada Kantor Berita
Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (24/3).
Bahkan, kata Mardani, Kelompok Cipayung Plus mestinya
memanfaatkan momentum tersebut dengan menyampaikan kritik langsung kepada
Presiden Jokowi tentang kebijakan pemerintah yang dinilai menyengsarakan
rakyat.
"Bisa minta pertanggungjawaban kenapa migor mahal dan
langka, kenapa pindah IKN," urai anggota Komisi II DPR RI ini.
Menurut Mardani, yang tidak boleh dilakukan oleh organisasi
kemahasiswaan adalah menggadaikan idealisme usai bertemu dengan presiden dan
Kapolri di Istana Negara.
"Yang tidak boleh itu, setelah bertemu jadi tidak kritis
lagi. Itu bahaya," pungkasnya. (*)