SANCAnews.id – Kabar kenaikan harga BBM jenis
Pertamax mulai April 2022 menjadi salah satu berita yang hangat dibicarakan di
antara masyarakat. Sejumlah tokoh pun ikut mengomentari kebijakan ini, salah
satunya Sugi Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur. Pendakwah asal Banten itu
mengeluarkan uneg-uneg dan pemikirannya dalam video yang dia unggah di akun
YouTube-nya, Kamis (31/3/2021).
Dalam video berjudul KADES DEKLARASI 3 PERIODE ...! SEGALA
CARA DILAKUKAN DEMI JABATAN - PERTAMAX NAIK 16 RIBU itu, Gus Nur menyindir
sikap partai yang kini menguasai pemerintahan yakni PDI Perjuangan (PDIP). Gus
Nur melihat ada anomali sikap yang drastis ketika PDIP menyikapi kenaikan BBM
saat ini dibandingkan saat mereka masih menjadi oposisi pada zaman pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono.
Kala itu para kader PDIP serentak berdemo lantaran kebijakan
kenaikan BBM disebut melukai rakyat. Sejumlah petinggi partai banteng moncong
putih itu pun sampai menangis melihat kebijakan SBY kala itu. Namun sikap
prorakyat itu kini dinilai hilang tak berbekas.
“Kalau saya Insya Allah mau [Pertamax] Rp16.000 kek, saya
enggak pakai pertamax, saya pakai pertamina dex. Namun ada rakyat lain
terdampak, menjerit, ga mampu. Mana partai wong cilik, mana? Enggak ada!” tukas
Gus Nur.
Dia menyayangkan perubahan sikap drastis PDIP yang membuat
masyarakat kini tambah antipati dengan partai tersebut. Alih-alih menolak, para
politikus PDIP di DPR justru dianggap masuk gerbong yang menyetujui kenaikan
harga BBM.
“Pertamax mau naik lagi dan DPR menyetujui. Saya jadi
teringat beberapa tahun silam ketika era SBY, BBM naik sekali atau dua kali.
Intinya BBM naik wabilkhusus politikus PDIP waktu itu serentak di seluruh
Indonesia demo, marah, nangis, protes dengan kebijakan SBY.”
Dalam video yang sama, Gus Nur juga kembali menyoroti
kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng. Dia menilai peristiwa tumpahnya
minyak goreng di sejumlah daerah merupakan balasan Allah atas rezim culas yang
hobi menguntungkan diri sendiri.
“Beberapa minggu ini minyak goreng tumpah di mana-mana. Itu
yang saya bilang, melawan alam. Rezim culas, kapitalisme, oligarki, semata
kepentingan jabatan itu sama saja melawan hukum alam. Ketika [minya goreng]
ditimbun akan dibalik 180 derajat, tumpah. Sunatullah-nya begitu,” kata Gus
Nur. (suara)