SANCAnews.id – Pendakwah, Sugik Nur alias Gus Nur
menanggapi seorang pendeta yang meminta 300 ayat Alquran dihapuskan karena
mengajarkan intoleransi dan kebencian kepada orang berbeda agama.
Gus Nur menyinggung bahwa bagaimana seandainya ia atau
pendiri Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab yang meminta beberapa
firman Tuhan dalam Injil dihapuskan.
Hal ini disampaikan Gus Nur melalui video berjudul “300 Ayat
Al-Qur’an Itu Dihapus Saja – Teroris ItuLahir dari Pesantren – Haji Itu
Diharamkan Saja” yang tayang di kanal YouTube Gus Nur 13 Official pada Selasa,
15 Maret 2022.
Selain permintaan menghapus ayat-ayat Alquran, Gus Nur juga
merepons pernyataan Pendeta Saifuddin soal pesantren melahirkan orang radikal
dan teroris.
“Ini kalau saya yang ngomongitu gimana yah? Saya yang
ngomong, Habib Rizieq yang ngomong, hapus aja itu beberapa ayat di Injil di
bible hapus aja itu karena itu radikal dan teroris, kira-kira gimana?” kata Gus
Nur.
“Terus, itu ditutup aja itu ditutup aja itu ke Yerusallem
itu, ndak usah ke Yesrusallem, ngapain bikin kaya Israel aja. Ndak ada
gitu-gitu itu. Seandainya saya yang ngomong gitu, gimana kira-kira?” tambahnya.
Gus Nur menyinggung bagaimana pegiat media sosial seperti
Denny SIregar dan Abu Janda serta rezim akan bereksi jika dia atau Habib Rizieq
yang meminta ayat Injil dihapus.
“Kalau saya ngomong di Injil itu hapus aja firman-firman
Tuhan itu, hapus, revisi aja itu. Itu hanya akan melahirkan teroris-teroris tu.
Gereja-gereja itu apa itu? Kalau saya ngomong begitu, gimana kira-kira? Habib
Rizieq ngomong begitu, gimana?”
Gus Nur pun mempertanyakan bagaimana tindakan hukum terhadap
Pendeta Saifuddin yang meminta ratusan ayat Alquran dihapus tersebut.
Ia membandingkan perlakuan hukum terhadap dirinya yang tidak
bersalah, namun tetap ditangkap dan divonis bersalah.
“Kalau saya nggak salah, dicarikan pasal-pasal. Saya nggak
salah, dipaksa untuk salah, divonis salah, ditangkap, dijemput di rumah kayak
teroris,” katanya.
Sementara, menurut Gus Nur, Pendeta Saifuddin jelas telah
menebar hoaks dan kebencian dan hoaks, namun belum ditindak secara hukum.
“Ini kan sudah nyata ini, nebar hoaksnya nyata, nyebar
kebenciannya nyata,” katanya.
Sebelumnya, viral seorang pendeta bernama Saifufuddin meminta
agar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Alquran.
“Bahkan kalau perlu 300 ayat yang menjadi hidup intoleran,
hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau
direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,”
katanya, seperti dikutip dari Mlipir Republika.
Selain menyinggung Alquran, Pendeta Saifuddin juga menyebut
bahwa selam ini, teroris-teroris berasal dari pesantren.
“Padahal kita sadari selama ini, semua teroris datangnya dari
pesantren. Tidak ada teroris datang dari sekolah Kristen. Tidak mungkin,”
katanya. (terkini)