SANCAnews.id – Perjamuan yang dilakukan Presiden
Joko Widodo kepada perwakilan 12 organisasi mahasiswa justru mengungkap tabir
bahwa istana mulai melemah. Istana kini butuh bantuan dari mahasiswa agar tidak
goyah.
Begitu kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi
(ProDEM) Iwan Sumule kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Kamis
(24/3).
Indikatornya, kata Iwan Sumule, adalah momentum pengumpulan
organisasi yang dikenal sebagai kelompok Cipayung Plus itu tidak tepat. Sebab,
saat ini masyarakat sedang disajikan menu tidak sehat oleh penguasa.
Mulai dari wacana penundaan pemilu yang kian terang
benderang, kekalahan melawan mafia minyak goreng yang berhasil melakukan
sabotase ekonomi, hingga pembangunan Ibukota Negara (IKN) baru yang berpotensi
gagal karena investor pikir ulang.
“Jadi mengumpulkan 12 organisasi mahasiswa di saat demokrasi
tercederai dan adanya reaksi penolakan terhadap keinginan Pemerintahan Jokowi
menunda pemilu, menunjukan penguasa sedang panik dan rapuh,” tegasnya.
Di satu sisi, Iwan Sumule berharap kelompok mahasiswa tidak
lantas menjadi lembek dan membeo. Dia mengingatkan bahwa salah satu tokoh
bangsa, Tan Malaka pernah mengatakan salah satu kemewahan terakhir yang
dimiliki pemuda atau mahasiswa adalah idealisme.
Untuk itu, jangan sampai visi pemuda atau mahasiswa untuk
mensejahterakan bangsa kabur hanya karena diundang masuk ke dalam istana.
“Sejarah telah mengajarkan bahwa idealisme mahasiswa akan
mengalahkan upaya-upaya penguasa,” tutupnya. (*)