SANCAnews.id – Masuknya 34 Tenaga Kerja Asing (TKA) ke
wilayah Indonesia pada Sabtu (7/8) disayangkan Anggota Komisi IX DPR RI Netty
Aher Prasetiyani.
Pasalnya, Netty melihat hal tersebut kontradiktif dengan
kebijakan pemerintah sebelumnya, yang melarang Warga Negara Asing (WNA) masuk
ke Indonesia guna menekan penyebaran pandemi Covid-19 yang semakin meluas
setiap harinya.
"Lagi-lagi aturan yang dibangun oleh pemerintah
dilanggar sendiri oleh pemerintah. Kebijakan ini kontraproduktif dengan
restriksi yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat Indonesia,” ucap Netty
kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/8).
Legislator dari Fraksi PKS ini menambahkan, pemerintah selalu
membela kedatangan TKA China dan tidak tegas dengan kebijakan yang
dikeluarkannya.
Hal itu bisa dilihat dari beleid yang ditandatangani Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, yaitu Permenkumham 27/2021 yang
di dalam Pasal 2 ayat (3) memberikan pengecualian terhadap orang asing pemegang
Visa diplomatik dan Visa dinas, pegang izin tinggal diplomatik dan dinas,
pemegang izin tinggal terbatas dan tetap,orang asing dnegan tujuan kesehatan
dan kemanusian, serta awak alat angkut yang datang dengan alat angkutnya.
"Pemerintah selalu berdalih jika ada TKA yang datang
sesuai prosedur resmi, memiliki KITAS, dan sedang mengerjakan sektor PSN.
Seharusnya pemerintah Indonesia setegas beberapa negara yang kemarin melakukan
pembatasan dan tidak mengizinkan warga Indonesia masuk ke negaranya," kata
Netty.
Dari situ, Netty melihat persoalan TKA masuk ke wilayah
Indonesia di masa Covid-19 adalah tentang kedaulatan negara, keamanan, dan
keselamatan jiwa raga rakyat Indonesia.
Maka dari itu, pihaknya menganggap serius persoalan terebut
dan kaitannya dengan virus Corona yang kini tengah menyebar dengan berbagai
varian baru yang megancam kesehatan bahkan ekonomi nasional.
Langkah antisipasi, kata Netty, perlu dilakukan untuk
melakukan pencegahan sedini mungkin terkait menyebarnya virus mematikan ini.
"Varian virus ini terus berkembang dan dijumpai tingkat
keparahan yang lebih berat dari varian alfa, delta, hingga Kappa di belahan
bumi lainnya," tuturnya.
"Bahkan beberapa ilmuwan Wuhan sendiri yang
memperingatkan potensi virus yang lebih berbahaya di masa mendatang,"
tandas Netty. *