SANCAnews.id – Pengusaha Hashim Djojohadikusumo angkat bicara
soal dirinya disebut turut mendapatkan keuntungan dan mendapatkan proyek Ibu
Kota Negara (IKN) Nusantara. Adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu
membantah argumen dari ekonom Faisal Basri.
Hashim menyebut pernyataan-pernyataan tersebut sebagai
tudingan tidak berdasar. Terlebih lagi dengan banyaknya yang mengaitkan dirinya
dengan posisi Prabowo sebagai menteri.
"Saya terkejut dan kecewa nama saya disebut-sebut
seolah-olah bagian dari oligarki. Seolah-olah mendapatkan rezeki dari
pemerintah, seolah-olah ini bagian deal politik antara Pak Prabowo Subianto
dengan Pak Jokowi," ujar Hashim dalam konferensi pers Selasa (8/2).
Hashim menekankan sudah memiliki lahan di Penajam Paser
Utara, Kalimantan Timur, semenjak tahun 2007. Kala itu, dia membeli lahan
seluas 265 ribu hektar dengan pemanfaatan HPH.
Selanjutnya, ia bahkan sempat melepas lahan tersebut seluas
93 ribu hektar untuk digunakan masyarakat. Hashim mengaku sama sekali tidak
menerima hak kompensasi atas penyerahan tanah tersebut.
Dia juga menjelaskan proyek air bersih yang digagas
perusahaannya Arsari Group sudah disiapkan sejak tahun 2016. Sedangkan pemilihan
lokasi ibu kota baru baru ditentukan pada 2019.
"Saya bisa katakan bahwa itu adalah bohong, ini
kebohongan besar sekali. Tidak ada deal politik, proyek air bersih semata-mata
melayani kebutuhan masyarakat Kalimantan Timur," pungkasnya.
Hashim juga menegaskan, hingga saat ini dirinya maupun
perusahaan belum meneken kontrak apa pun terkait pengadaan air bersih. Kendati
begitu, ia mengaku sudah diminta oleh pemerintah, mengalihkan rencana pasokan
air yang tadinya ke Balikpapan hingga Samarinda, bakal diprioritaskan untuk IKN
Nusantara.
"Ini bukan rezeki, karena proyek air bersih bukan dari
APBN. Ini investasi swasta, tahap pertama senilai USD 330 juta atau mungkin
lebih karena inflasi 5 tahun. Saya sampaikan kontrak belum
ditandatangani," pungkas politikus Partai Gerindra. (kumparan)