SANCAnews.id – Ponsel atau handphone (HP) Edy Mulyadi
mendadak hilang saat akan memenuhi panggilan Bareskrim Polri. Kuasa hukum Edi
Mulyadi, Herman Kadir mengungkapkan hilangnya ponsel tersangka kasus ujaran
kebencian itu saat menjelang sang klien datang memenuhi panggilan penyidik pada
Senin, 31 Januari 2022.
Melansir Hops.id -- jaringan Suara.com, Herman menyebut bahwa
ponsel milik kliennya kini sudah dalam keadaan mati. Hilangnya ponsel Edy
tersebut, diperkirakan oleh pihaknya lantaran terjatuh dan kemudian tak dapat
ditemukan kembali oleh sang pemilik.
Herman juga mengungkap bahwa HP di hilang saat Edy tengah
naik motor dalam keadaan panik.
"HP-nya mati. Kebetulan kemarin itu kayaknya HP-nya
jatuh di mana itu. HP-nya ilang itu, gara-gara dia naik motor. Kemana,
jatuhnya, kelupaan dia, orang posisi panik," kata Herman seperti yang
dikutip Hops.ID dari video di Youtube pada Selasa, (1/2/2022).
Dirinya menyatakan bahwa kliennya kehilangan ponsel murni
karena keteledoran. Herman juga menegaskan hilangnya ponsel Edy tak terkait
upaya untuk menghilangkan barang bukti.
"Iya, jadi dia teledor, (ponselnya) sudah mati. Ini
dahsyat banget soalnya, bukan kayak peristiwa-peristiwa biasa. Menghadapi
emosional masyarakat yang ribuan gini kan enggak gampang," imbuh Herman.
Bahkan, Herman mengungkap jika banyak teror yang datang
kepada sang klien yang datang dari banyak pihak yang mengaku sebagai suku Dayak
yang memprotes ucapan kliennya.
Seperti diketahui, jagat dunia maya mendadak heboh dengan
munculnya sebuah potongan video yang menampilkan Edy Mulyadi dan kawan-kawan
dalam sebuah kegiatan.
Edy yang juga mengaku sebagai wartawan itu, melalui
pernyataannya diduga telah menyinggung warga Pulau Kalimantan. Salah satunya
dengan pernyataan Kalimantan merupakan tempat jin buang anak.
Menyadari videonya menjadi polemik dan beberapa pihak
menuntutnya untuk menyampaikan permintaan maaf, Edy Mulyadi kemudian mengklarifikasi
pernyataannya dan meminta maaf.
Dia menyebut jika pernyataan, tempat jin buang anak, hanyalah
istilah untuk menunjukkan tempat yang jauh dan terpencil.
"Cuma yang saya sampaikan dalam konteks tempat jin buang
anak itu untuk menggambarkan lokasi yang jauh, terpencil nah gitu. Kalau ada
dan temen-temen di Kalimantan yang merasa terganggu, terhina, segala macam
tentu saya minta maaf," imbuhnya. *