SANCAnews.id – Aktivis Petisi 28, Haris Rusly
Moti kembali menyoroti rencana pemerintah Joko Widodo memindahkan ibukota
negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Haris mengungkap, sebagaimana dikatakan salah satu orang
dekat Presiden Jokowi, Andrinof Chaniago bahwa salah satu alasan mendasar
memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur untuk mengatasi ketimpangan
antar wilayah.
“Persoalannya, belum ada kajian yang matang sebab utama
berlanjutnya sentralisasi dan ketimpangan antar Jawa dengan luar Jawa,” kata
Haris Rusly Moti kepada wartawan di Jakarta, Minggu (6/2).
Haris miris, rakyat Indonesia seluruhnya ibarat kerbau yang
dicucuk hidungnya, dipaksa menerima kebijakan sepihak pemerintah untuk
memindahkan ibukota negara.
“Mereka bilang alasannya matangm tapi kita sebagai warga
negara tak pernah baca, apalagi diajak diskusi tentang IKN,” ujar Haris Rusly.
Haris tak habis pikir, kabar bahwa ibukota negara dijadikan
objek investasi. Padahal, lanjut dia, ibukota negara merupakan wilayah
strategis pertahanan negara yang di dalamnya terdapat objek vital seperti
Istana Negara, Gedung Parlemen, Markas Besar TNI dan Polri, Kantor BIN dan
sebagainya.
Belum lagi, sambung dia, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan
Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Mohammed Bin Zayed akan gelontorkan uang
milyaran dolar untuk bangun IKN.
“Persoalan pindah ibukota negara itu persoalan nasional
bangsa kita. Mestinya seluruh elemen dan komponen rakyat diajak bicara. Kenapa
malah yang diajak bicara hanya investor asing semata? Mana mau investor asing
yang profit oriented itu diajak terlibat membangun pertahanan negara di IKN?”
pungkas Haris Rusly Moti. (rmol)