SANCAnews.id – Hampir 7 tahun setelah diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo, waduk dan bendungan Krueng Keureuto di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara belum rampung. Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayjen TNI Mohamad Hasan meninjau lokasi untuk melihat perkembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) itu, Jumat (18/02) pagi.

 

Dari Banda Aceh, Mayjen Hasan menggunakan Heli Bel HA-BKO Kodam IM dan mendarat di Simpang Spillway, kawasan waduk. Dia disambut Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Bayu Permana dan sejumlah pejabat lainnya.

 

Di lokasi waduk, Pangdam IM beserta rombongan meninjau perkembangan pekerjaan waduk, sekaligus menerima paparan dari PPK Bendungan I Balai Wilayah Sungai Wilayah Sumatera I Kementerian PUPR Variadi, M.Eng.

 

Kepada Pangdam IM, Variadi menerangkan bahwa bendungan/waduk dibangun dengan tujuan untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Aceh Utara, mengairi areal persawahan, menyediakan sumber air bersih, sumber tenaga terbaru dan manfaat lainnya bagi masyarakat sekitar.

 

"Hanya ada sedikit terkendala, yakni pembebasan lahan saja, namun pekerjaan tetap berjalan. Rencana Tahun 2022 pembangunan Waduk Krueng Keureuto harus selesai dan 2024 diharapkan diresmikan oleh Presiden RI bersama dengan Waduk di Kabupaten Pidie," jelasnya kepada Pangdam IM.

 

Mayjen Hasan mengharapkan agar manfaat dari pembangunan waduk tersebut agar disampaikan kepada masyarakat, sehingga dipahami pentingnya waduk oleh seluruh masyarakat khususnya di Aceh Utara.

 

"Masyarakat harus tahu, sehingga pembangunan akan berjalan lancar dan pekerjaannya dapat diselesaikan cepat," harap Mayjen Hasan.

 

Waduk Terbesar di Sumatera

Bendungan/waduk yang kerap disebut warga sebagai ‘Waduk Jokowi’ disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di Sumatera. Pembangunan bendungan tersebut merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir di Kabupaten Aceh Utara.

 

Bendungan Keureuto menahan laju air Krueng (sungai) Keureuto yang memiliki 6 anak sungai. Dengan kapasitas tampung 215 juta/m3 memiliki manfaat utama untuk mereduksi banjir yang kerap menggenangi wilayah di Lhoksukon sebagai Ibu Kota Kabupaten Aceh Utara.

 

Bendungan juga bakal berfungsi sebagai penyediaan air irigasi seluas 9.420 hektare, air baku dengan kapasitas 500 liter per detik, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 6,34 megawatt. Waduk juga bakal dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi untuk Aceh Utara.

 

Bendungan dibangun sejak 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,7 triliun. Awalnya -saat diresmikan- ditargetkan selesai 2019, selanjutnya target rampung diundur sampai 2020. Dan targetnya terus mundur sampai kini karena persoalan pembebasan lahan. 

 

Proyek pembangunan Bendungan Keureuto diresmikan langsung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo pada Senin, 9 Maret 2015. “Insya Allah nanti pembangunannya bisa tepat waktu, dan bisa mengairi sawah rakyat yang luas, bisa mengendalikan banjir. Ini adalah sebuah bendungan multi fungsi. Saya titip, nanti kalau sudah jadi, mohon dirawat dengan baik,” kata Jokowi saat itu. (kumparan)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.