SANCAnews.id – Langkah aktivis HAM Natalius Pigai yang
menolak rencana pemerintah memekarkan Papua didukung oleh warganet. Mantan
Komisioner Komnas HAM itu menolak rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu
disampaikannya melalui kaun Twitternya.
“Kalau Sy ambisi jangankan Papua Tengah kampung saya, dimana
saja saya bisa jadi gubernur,” katanya melalui akun Twiternya @NataliusPigai2.
Dalam unggahan yang sama, dirinya menegaskan bahwa Papua
Tengah merupakan kampung dimana tempatnya dibesarkan.
“Papua Tengah Kampung saya,” ujarnya.
Di sisi lain, Pigai juga menyebut dirinya memiliki ikatan
beberapa dengan beberapa suku di Papua. Diantaranya, suku Mee dengan populasi
sebesar 800 ribu, neneknya berasal dari suku Amungme, dan sang ibu dari suku
Moni.
“Saya suku Mee (800 ribu), Nenek saya Amungme, Mama saya
Moni,” ujarnya.
Dengan demikian, Pigai menyimpulkan bahwa jika dirinya maju
sebagai kepala daerah maka bisa memperoleh kemenangan dengan raihan suara lebih
dari 85%.
“Bisa menang di atas 85%,” katanya.
Namun, dirinya hanya berfokus sekaligus peduli akan
nilai-nilai kemanusiaan. Dia mengaku mempunyai tanggung jawab untuk tetap
mengingatkan pemerintah.
“Saya punya tanggungjawab moral untuk ingatkan pemerintah,” terangnya.
Langkah Pigai akhirnya didukung oleh warganet.
"Mantap pak, jangan sampai kaya hutan Kalimantan,hutan
hampir punah,pertahankan pak bravo..," ucap akun @DidinFa14481455.
"Tegas demi keutuhan alam dan rakyat West Papua...kaka
Lanjut..," ujar akun @BeryMack.
"Pak pigai benar, pemekaran provinsi tidak penting bagi
warga papua. Mau buka lahan untuk apa, sementara orang asli Paua dalam
pemunahan, yang dibuat negara secara sistematis dan terencana," kata akun
@EnodamalE. (lawjustice)