SANCAnews.id – Sikap Luhut Binsar Pandjaitan yang asik teleponan ketika Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dianggap mengajari rakyat untuk tidak sopan kepada pemimpin pemerintahan dan pemimpin negara.

 

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, sikap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi yang teleponan saat Jokowi pidato bukan sekadar berani, melainkan memperlihatkan sikap yang tidak sopan dan tidak hormat terhadap Jokowi.

 

"Apapun ceritanya Jokowi itu presiden. Dan Luhut harus sopan dan hormat terhadap Jokowi. Bagaimana rakyat mau hormat terhadap Jokowi kalau Luhut saja ajarkan sikap tidak hormat terhadap Jokowi," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (6/2).

 

Menurut Presidium Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) ini, sikap Luhut tersebut tidak pantas dan tidak patut sebagai pembantu Jokowi.

 

"Saran saya sebaiknya pejabat yang tidak sopan itu diberi sanksi kalau Jokowi mau tegakkan wibawa sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan presiden. Jika tidak, Jokowi tidak dianggap dan dihargai Rakyat. Bagaimana rakyat mau sopan dan hargai Presidennya kalau pembantunya model Luhut itu berlaku tidak sopan?" jelas Muslim.

 

Berdasarkan informasi yang didapat Muslim, sikap Luhut yang tidak sopan terhadap Jokowi sudah lama terjadi.

 

"Bahkan saya dengar Luhut sering bilang sampean ke Jokowi. Makanya saya tidak heran kelakuan Luhut seperti itu. Termasuk Luhut diberi jabatan apa saja selain Menko Maritim dan Investasi, karena Jokowi ketakutan hadapi Luhut? Padahal Jokowi berpidato pake Ulos loh. Mestinya Luhut lebih sopan dan santun ya. Kan Jokowi lagi hargai adat dan pakaian tradisi Batak ya. Sebaiknya Luhut dicopot aja. Wong Luhut sendiri gak hargai adat Batak ya?" pungkas Muslim. *


Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.