SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo gagal menjadi tauladan bagi masyarakat terhadap kepatuhan pada protokol kesehatan dengan membiarkan terjadinya kerumunan saat kunjungannya ke Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2).

 

Dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Poltical Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Jokowi sebagai kepala negara seharusnya bisa menjadi contoh bagaimana patuh pada aturan pemerintah ketika berada di ruang publik di tengah pandemi.

 

"Inilah bagian terburuk yang publik lihat. Jokowi gagal menjadi tauladan bagi ketertiban umum," kata Dedi Kurnia kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (5/2).

 

Kerumunan yang terjadi saat kedatangan Jokowi, kata dia, menjadi bukti menjaga protokol kesehatan hanya menjadi beban kewajiban pada hajat masyarkat. Artinya, tidak berlaku pada hajat acara pejabat.

 

Buruknya lagi, lanjut Dedi, contoh kerumunan Jokowi itu bisa menggerus kepercayaan publik pada pemerintah dan juga keyakinan bahwa pandemi Covid-19 benar-benar ada.

 

"Situasi ini memicu gelombang publik untuk tidak percaya pada pemerintah, lebih buruk lagi tidak percaya pandemi," pungkasnya. (*)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.