SANCAnews.id – Puluhan akademisi lintas universitas mengecam insiden kekerasan oleh aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang menolak penambangan batu andesit.
Kelompok yang mengatasnamakan Para Akademisi Peduli Wadas itu
menuntut pihak Polri bertanggungjawab atas insiden tersebut.
Akademisi Peduli Wadas menyoroti tindakan penerjunan ribuan
aparat kepolisian ke Desa Wadas, Purworejo pada 7-8 Februari 2022. Dari
sejumlah informasi, para akademisi menilai pengerahan aparat disertai berbagai
tindakan yang tak jelas legitimasi hukumnya berkaitan dengan pemutusan jaringan
internet, intimidasi, pemukulan, dan penangkapan puluhan warga Desa Wadas
beserta para pendampingnya.
"Tindakan sweeping, bahkan kepada warga yang sedang
melakukan istighosah atau pergi beribadah di masjid, menjadi penanda
ketidakjelasan aparat penegak hukum bekerja secara profesional. Diketahui juga,
saat memasuki Desa Wadas, polisi juga merobek dan mencopoti poster-poster
penolakan penambangan di Desa Wadas," kata salah satu Akademisi Peduli
Wadas dari Universitas Andalas, Feri Amsari, dalam keterangan kepada Republika,
Sabtu (12/2).
Para akademisi menerima informasi tindakan
kesewenang-wenangan aparat kepolisian saat merampas peralatan ibu-ibu yang
sedang membuat besek. Mereka juga menerima informasi penghalang-halangan tim
kuasa hukum LBH Yogyakarta untuk melakukan pendampingan warga yang ditangkap di
Polsek Bener, dengan alasan Covid-19. Bahkan ada peretasan akun Instagram LBH
Yogyakarta pada 8 Februari 2022.
"Atas segala peristiwa di atas, meskipun dikabarkan
warga telah dikeluarkan dari penaahanan kepolisian, kami para akademisi
mengecam keras dan mendorong pertanggungjawaban hukum atas tindakan pengerahan
aparat besar-besaran ke Desa Wadas dan serangkaian tindak kekerasan yang
dilakukan terhadap warga Desa Wadas," ujar Feri.
Feri menekankan, tak boleh ada tindakan hukum negara,
termasuk aparat kepolisian, yang tidak dipertanggungjawaban.
Menurutnya, hilangnya pertanggungjawaban atas peristiwa
tersebut melahirkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah dan aparat
penegak hukum.
"Mengapa pengukuran untuk kepentingan proyek bendungan
justru melahirkan bentuk kekerasan terhadap warga Wadas? Apakah hukum untuk
penangkapan, penahanan, dan tindakan kepolisian lainnya dalam KUHAP tak lagi
dianggap penting di negeri ini?" ucap Feri.
Berikut ini daftar sementara Para Akademisi Peduli Wadas :
1. Widodo Dwi Putro (FH UNRAM)
2. Herlambang P. Wiratraman (FH UGM)
3. I Ngurah Suryawan (Universitas Papua, Manokwari, Papua
Barat)
4. Eko Riyadi (FH UII)
5. Purnawan D Negara (FH UWM Malang)
6. Satria Unggul (FH UM Surabaya)
7. Abdil Mughis Mudhoffir (Sosiologi UNJ)
8. Rafiqa Qurrata A’yun (FH UI)
9. Herdiansyah Hamzah (FH UNMUL)
10. Gede Kamajaya (UNUD)
11. Dian Noeswantari (Pusham UBAYA)
12. Andri G. Wibisana (FH UI)
13. Bivitri Susanti (STHI Jentera)
14. Inge Christanti (Pusat Studi HAM Univ. Surabaya)
15. MHR. Tampubolon (FH. Univ.Tadulako Palu)
16. Dhia Al Uyun (FH UB)
17. Warkhatun Najidah (FH UNMUL)
18. Feri Amsari (FH UNAND)
19. Cekli S Pratiwi (Pusat Studi Peradaban dan HAM - UMM)
20. Gita Putri Damana (STHI)
21. Riwanto Tirtosudarmo (Peneliti Independen, KIKA)
22. Saiful Mahdi (FMIPA USK)
23. Rina Mardiana (FEMA IPB)
24. Franky Butar-Butar (FH UNAIR)
25. Rezky Robiatul A.I ( FH UNTAG Samarinda)
26. Hudriansyah (UINSI Samarinda)
27. Orin Gusta Andini (FH Unmul)
28. Nasrullah (FIB Unmul)
29. Sulistyowati Irianto (FH UI-ASSLESI)
30. Fachrizal Afandi (PERSADA UB-ASSLESI)
31. Awaludin Marwan (FH Ubhara-ASSLESI)
32. Dian Rositawati (STHI Jentera-ASSLESI)
33. Rival Ahmad (STHI Jentera-ASSLESI)
34. Esti H. Hardi (FPIK Unmul)
35. Grizelda (FH Unmul)
36. Haris Retno S. (FH Unmul)
37. Alfian (FH Unmul)
38. Sholihin Bone (FH Unmul)
39. Donny Danardono (PMLP Unika Soegipranata)
40. Idul Rishan (FH UII)
41.Bilal Dewansyah (FH UNPAD)
42. Theresia Dyah Wirastri (FH UI - ASSLESI)
43. Lena Hanifah (FH ULM - ASSLESI)
44. Syukron Salam (FH UNNES)
45. Harry Setya N (FH UNMUL)
46. Santy Kouwagam (FH UNHAS)
47. Lilis Mulyani (BRIN, ASSLESI)
48. Robertus Robet (Sosiologi UNJ)
49. Rakhmat Hidayat (Sosiologi UNJ)
50. Haris Azhar (Universitas Trisakti)
51. Abdi Rahmat (Sosiologi UNJ)
52. Saleh Sjafei (FH USK)
53. Abdul Rahman Hamid (Sosiologi UNJ)
54. Manneke Budiman (FIB UI)
55. Susi Dwi Harijanti (FH UNPAD)
56. Basuki Wasis (Fahutan IPB)
57. Dedi Adhuri (BRIN)
58. Safarni Husain (FH UNMUL)
59. Selly Riawanty (FISIP UNPAD)
60. Noer Fauzi Rachman (Fapsi UNPAD)
61. Sartika Intaning Pradhani (FH UGM)
62. M. Shohibuddin (FEMA IPB).
63. Ria Renita A (Sosiologi UNHAS)
64. Siti Rakhma Mary Herwati (STHI Jentera)
65. Abdul Kodir (FIS UM)
66. Bayu Eka Yulian (PSA IPB)
67. Ahmad Nashih Luthfi (STPN)
68. Amalinda Savirani (Fisipol UGM)
Sumber: Republika