SANCAnews.id – Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama menjadi
korban pengeroyokan orang tak dikenal di halaman parkir rumah makan Garuda,
Cikini, Jakarta Pusat Senin siang tadi.
Ia diserang oleh tiga orang lebih secara membabibuta
menggunakan batu dan benda tumpul. Akibatnya, pelipis kiri robek hingga
mendapat sejumlah jahitan, pipi kiri dan area matanya bengkak lebam akibat
pukulan. Usai mendapat perawatan, Haris diperbolehkan pulang.
Siang itu, ia sudah berjanji dengan salah satu tim hukum DPP
KNPI dalam rangka kesiapan bersaksi dalam sidang ujaran kebencian bermuatan
SARA Ferdinand Hutahaean di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.
“Saya baru keluar mobil, jalan tiga langkah langsung dihajar
dari belakang,” tutur Haris ketika ditemui di Kopi Politik, Pakubuwono, Jakarta
Selatan, Senin malam (21/2).
Tiga orang lebih yang mengeroyoknya ini, kata Haris, terlihat
sudah menyiapkan sejumlah benda-benda tumpul yang mematikan, seperti knucle
(besi yang diselipkan di jemari) dan batu dibalut dengan handuk. Ketika
mengeroyok, pelaku ungkap Haris saling memberi kode “mati” dan “bunuh” saling
bersahutan sambil menendang dan memukul.
“Dipukul ke arah bagian muka, (saya) sudah nunduk melindungi
(diri) tetap terus dihajar mata saya, kepala saya pokonnya area vital,” beber
Haris.
Pengeroyokan ini bisa berakhir setelah salah satu rekannya
yang sudah berada di dalam restoran mengetahui. Sebab, kata Haris sekuriti
restoran terlihat diam tak berani melerai pelaku.
“Saya duga pelaku bawa senjata tajam, karena sekuriti takut
memisahkan. Rekan saya yang tahu saya dipukuli langsung melawan mereka,” terang
Haris.
Melihat tindakan pelaku yang sporadis ini, Haris menduga kuat
dirinya memang ditargetkan untuk dibunuh. Sebab, jika hanya berniat melukai,
pelaku tak sampai membawa sejumlah benda tumpul dan mematikan yang terlihat
memang sudah disiapkan.
“Kalau cuma mau melukai, gak mungkin gebukinnya sampai
begitu. Darah saya sudah penuh di muka, masih tetap mereka pukuli. Ya minimal
targetnya koma-lah,” kata Haris lagi.
Ketum KNPI ke-14 ini berkeyakinan bahwa pelaku merupakan
orang-orang suruhan. Pasalnya, ia sama sekali tidak mengenal bahkan tidak
merasa mendapatkan ancaman selama satu minggu terakhir.
Dan yang menguatkan, ungkap Haris, dirinya merasa telah
dibuntuti sejak tiga hingga empat hari lalu. Dimana rekaman CCTV di kediamannya
menangkap orang yang diduga kuat sebagai pelaku pengeroyokan.
“Saya yakin ini orang suruhan, saya baru di Jakarta kemarin,
CCTV dirumah menangkap. Pakaian yang digunakan sama hanya motornya berbeda,”
tukas Haris.
Oleh karena itu, ia berharap agar pihak kepolisian segera
menangkap pelaku dan mengungkap dalang di balik aksi ini. Dengan begitu, motif
pengeroyokan segera diungkap kepada publik.
“Saya berharap polisi segera menangkap pelakunya, mengetahui
dalang dan apa motifnya menyerang saya secara membabibuta,” demikian Haris.
(rmol)