SANCAnews.id – Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo menyatakan dana jaminan
hari tua (JHT) ditempatkan di instrumen investasi yang aman.
Hal itu disampaikan Anggoro, Kamis (17/2/2022) menanggapi
pertanyaan soal bagaimana keamanan dana dan kemampuan BP Jamsostek untuk
membayar JHT.
Pertanyaan itu mengemuka paska keluarnya Permenaker 22 tahun
2022 yang mengatur bahwa JHT baru dapat dicairkan oleh pekerja pada usia 52
tahun.
Permenaker tersebut menimbulkan polemik dan pertanyaan publik
soal keamanan dana JHT yang diinvestasikan.
Namun Anggoro menegaskan dana JHT yang diinvestasikan
berkembang dengan baik dan tidak terganggu dengan pembayaran klaim.
“Dapat dikatakan portofolio investasi JHT aman dan liquid,”
ujarnya dikutip dari Kompas.tv.
Anggoro pun kemudian membeberkan data bahwa pada tahun 2021
total dana JHT tercatat Rp372,5 triliun.
Sementara itu hasil investasi JHT pada 2021 lalu sebesar Rp24
Triliun. Adapun iuran JHT pada tahun itu terkumpul sebesar Rp51 triliun.
Dia mengungkapkan pembayaran klaim JHT mencapai Rp37 triliun,
“Yang mana sebagian besar (pembayaran klaim) ditutup dari hasil investasi,”
tukasnya.
Anggoro juga mengemukakan data ke mana saja dan untuk apa
saja dana JHT yang dikelola BPJamsostek.
“Kami mengelola dengan sangat hati-hati dan menempatkan dana
pada instrumen investasi dengan risiko yang terukur agar pengembangannya
optimal,” ucap Anggoro.
Dia menyatakan sebagian besar atau 65 persen dari dana JHT
diinvestasikan untuk obligasi dan surat berharga.
“92 persen adalah surat utang negara,” ungkapnya.
Sementara sebanyak 15 persen diinvestasikan dalam bentuk
deposito di empat bank milik negara atau dikenal juga dengan nama Bank Himbara
(Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BTN). Selain itu juga ditempatkan di
bank pembangunan daerah.
Kemudian sebanyak 12,5 persen diinvestasikan dalam bentuk
saham yang masuk dalam kategori saham blue chip.
Anggoro melanjutkan, sebanyak 7 persen diinvestasikan di
reksa dana, di mana reksa dana tersebut juga berisi saham-saham kategori blue
chip.
Terakhir, sebanyak setengah persen oleh BP Jamsostek
diinvestasikan di sektor properti dan penyertaan langsung. (tribunnews)