SANCAnews.id – Langkah Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menyambangi Kantor
Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta Pusat, Kamis (3/2), mendapat sorotan
publik.
Sebab dalam kunjungan itu, Boy Rafli turut menyampaikan maaf
terkait data 198 pondok pesantren yang disebut terafiliasi jaringan terorisme.
Politisi Partai Demokrat, Benny K. Harman menegaskan bahwa
kasus ini tidak bisa berhenti begitu saja. Harus ada penjelasan yang sistematik
di balik data yang sempat disajikan BNPT ke publik. Sehingga opini publik tidak
menjadi liar dengan menuding adanya upaya penyebaran hoax secara sistematis.
“Harus ada penjelasan yang tuntas dan cespleng. Kalau tidak,
dikhawatirkan ada tuduhan bahwa yang terjadi adalah penyebaran hoax secara
sistematis,” tegas anggota Komisi III DPR RI itu.
Jika itu yang terjadi, maka tidak elok untuk negeri yang
sangat majemuk dan multikultur ini.
Di satu sisi, Benny Harman juga menyinggung tentang keadilan
di tanah air. Jika rakyat yang berbuat salah, maka akan langsung ditangkap,
dipenjara, dan dijebloskan ke bui.
“Tapi kalau pejabat yang salah, dibilang salah data/ucap dan
langsung minta maaf. Perkara selesai. Adil kah ini?” tutupnya. (rmol)