SANCAnews.id – Rekaman video amatir berdurasi hampir lima
menit terlihat salah seorang ibu rumah tangga, warga Desa Kayu Moyondi,
Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, yang
menolak untuk divaksin, tiba-tiba mendadak viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, terlihat wanita yang diketahui
seorang ibu rumah tangga (IRT) yang berinisial RM ini bersikeras menolak untuk
divaksin pada saat sejumlah aparat desa bersama petugas kesehatan, yang
didampingi petugas kepolisian mendatangi rumahnya untuk mengajak agar dirinya
bisa divaksin.
Bahkan karena tetap ngotot tidak mau divaksin Covid-19,
wanita berinisial RM ini justru meminta polisi yang ada saat itu untuk menembak
dirinya.
"Saya tak mau divaksin bukan karena menolak, namun
karena khawatir dengan riwayat penyakit yang saya derita berupa kista, sehingga
saya takut jika akan beresiko besar usai divaksin," ujar RM.
Sementara itu, usai rekaman video viral, saat ditemui awak
media, RM mengatakan bahwa dirinya menolak divaksin bukan karena tidak mau
menerima vaksinasi, melainkan dirinya belum siap dengan alasan karena ia
memiliki riwayat penyakit berupa kista, sehingga dirinya khawatir jika usai
divaksin akan beresiko.
"Saya kecewa meski sudah berkali kali dijelaskan bahwa
saya memiliki riwayat penyakit, namun masih ada petugas yang datang kerumah
saya, sehingga saya tidak nyaman," kata RM.
Selain itu dirinya juga menyayangkan dengan para petugas yang
ada, yang meski sudah disampaikan berkali kali bahwa dirinya memiliki riwayat
penyakit, namun masih ada petugas yang terus mendatangi rumahnya yang membuat
dirinya merasa tidak nyaman.
Kapolres Bolaang Mongondow Timur, AKBP Dewa Agung mengatakan,
kedatangan para petugas di rumah-rumah warga melalui program Door To Door itu,
tidak semata-mata langsung melakukan vaksinasi, melainkan awalnya mengajak
hingga memberikan himbauan tentang pentingnya vaksinasi.
Dan jika warga bersedia divaksin pasti nantinya akan melewati
proses pemeriksaan. Jika memiliki riwayat penyakit nantinya tidak akan
divaksin, sehingga terkait viralnya video seorang Ibu rumah tangga tersebut
tidak ada unsur paksaan.
"Kedatangan petugas di rumah-rumah warga atau Door Too
Door bukan langsung memberikan vaksinasi, tapi mengajak serta memberikan
himbauan. Dan jika warga bersedia pastinya akan melewati proses pemeriksaan
kesehatan dan jika didapati ada riwayat penyakit, tidak akan di vaksin,"
tutur Dewa Agung.
Selain itu, orang nomor satu di kepolisian Polres Bolmong
Timur ini juga mengaku, bahwa program vaksinasi melalui Door To Door ini
dilakukan, menyusul banyaknya warga atau masyarakat yang sehari hari
beraktifitas di kebun sebagai petani, sehingga tidak sempatkan diri untuk
melaksanakan vaksinasi, sehingga petugas kepolisian serta kesehatan dan aparat
desa memilih melakukan percepatan vaksinasi dengan cara mendatangi langsung
rumah-rumah warga.
"Vaksinasi lewat Door To Door atau mendatangi rumah
warga, menyusul banyaknya masyarakat yang belum divaksin karena beraktifitas di
kebun, sehingga percepatan vaksinasi ini petugas memilih datangi setiap rumah
warga," kata Kapolres Boltim.
Guna memenuhi target pencapaian vaksinasi di daerah Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur,h ingga saat ini petugas kesehatan, aparat desa dibantu
pihak kepolisian terus melaksanakan vaksinasi baik dilakukan dengan cara
mendatangi satu persatu rumah warga maupun membuka pelayanan vaksinasi di
beberapa tempat yang ada. Dengan harapan di bulan April nanti pencapaian
Vaksinasi di daerah ini yang masih di bawah 70 Persen sudah bisa mencapai 100
persen. (tvOne)