SANCAnews.id – Kodam III/Siliwangi angkat bicara terkait
perdebatan antara pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyi, Bahar bin Smith, dan
Danrem 061 Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi.
Diketahui, perdebatan antara keduanya terekam kamera video
dan viral di media sosial. Dalam video, Bahar dan Brigjen Fauzi terlibat
perdebatan panas, terutama saat Brigjen Fauzi meminta Bahar mendatangi Polda
Jabar untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus ujaran kebencian yang kini
menjeratnya.
Kapendam III/Siliwangi, Kolonel Inf Arie Trie Hedhianto
membenarkan pertemuan antara Brigjen Fauzi dengan Bahar tersebut.
Namun, Arie menegaskan bahwa kehadiran Brigjen Fauzi di
kediaman Bahar di Kemang, Kabupaten Bogor, Jumat 31 Desember 2021 kemarin itu
bukan untuk memberikan shock therapi seperti yang dituduhkan Bahar.
Arie menyatakan, kedatangan Brigjen Fauzi awalnya untuk
mengingatkan Bahar terkait Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 66
Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 pada
Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru Tahun 2022 yang berlaku mulai 24 Desember
2021 hingga 2 Januari 2022 mendatang.
"Kehadiran Pak Danrem awalnya untuk mengingatkan soal
aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru yang berlaku mulai 24 Desember
hingga 2 Januari 2022. Jadi, kehadirannya dalam rangka pengamanan tahun baru,
itu disampaikan Pak Danrem," kata Arie melalui sambungan telepon
selulernya, Sabtu (1/1/2022).
Namun, lanjut Arie, dalam perjalanannya, sikap Bahar yang
menurutnya arogan saat itu diduga memicu Brigjen Fauzi menanyakan perihal lain,
khususnya terkait sikap dan perkataan Bahar yang kerap membuat kegaduhan di
tengah masyarakat hingga akhirnya melebar pada agenda pemeriksaan Bahar di
Polda Jabar.
Meski begitu, Arie juga menegaskan bahwa sebagai Danrem 061
Suryakencana, Brigjen Fauzi wajar jika meminta Bahar untuk menjaga sikap dan
perkataannya, agar masyarakat tidak gaduh dan kondusivitas wilayah
teritorialnya tetap terjaga baik.
"Beliau kan yang punya wilayah, wajar jika beliau
meminta Bahar tidak membuat gaduh," tegasnya.
Terlebih, lanjut Arie, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Agus
Subianto pun telah memberikan arahan tegas kepada seluruh jajaran Kodam
III/Siliwangi untuk menjaga kondusivitas wilayah teritorial Kodam III/Siliwangi
yang meliputi wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten itu.
"Panglima sudah berpesan seluruh wilayah kita harus aman
dan kondusif. Untuk mewujudkannya, tentunya jangan sampai ada kegaduhan,
keonaran yang bisa mengganggu kondusivitas di masyarakat," katanya.
Lebih lanjut, Arie pun menyoroti sikap dan perkataan Bahar
saat bertemu hingga akhirnya berdebat dengan Brigjen Fauzi. Menurutnya, sikap
dan perkataan yang diperlihatkan dan disampaikan Bahar kurang pantas.
"Beliau (Brigjen Fauzi) itu pemimpin wilayah, jangan
songong seperti itu. Beruntung beliau masih bisa sabar menghadapinya,"
ujarnya.
"Ingat, di ajaran agama kita (Islam) itu ada
habluminallah dan juga habluminannas, yang mengajarkan kita terkait hubungan
dengan sesama manusia, termasuk bagaimana beretika dan berbicara," lanjut
Arie menandaskan. (sindo)