SANCAnews.id – Penahanan Habib Bahar bin Smith atas dugaan penyebaran berita
bohong dalam ceramahnya di Bandung, Jawa Barat, mendapat respons beragam dari
sejumlah pihak. Terlebih setelah dia ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi yang bekerja sangat cepat merespons kasus Habib Bahar
dinilai berbanding terbalik saat merespons kasus yang membelit Heddy Setya
Permadi, alias Permadi Arya atau Abu Janda.
Penilaian itu diutarakan Ketua Umum PB HMI MPO, Affandi
Ismail. Melalui akun Instagram resminya, Affandi menilai, kondisi tersebut
sangat membuat miris bagi negara yang katanya menjunjung demokrasi.
“Semakin miris melihat nasib demokrasi di Indonesia saat ini.
Katanya kebebasan berpendapat tapi jika bertentangan dengan selera penguasa
maka hukum dijadikan sebagai alat penggebuk dan pembungkam. Sungguh kasihan
nasib demokrasi Indonesia saat ini,” ujar Affandi, dikutip dari instagram
pribadinya, Rabu (5/1/2022).
Ia menilai, demokrasi di Indonesia sangat memprihatinkan.
Seharusnya, kata dia, warga negara sama di hadapan hukum dan tidak tebang pilih
dalam penegakan hukum. Namun yang terlihat justru kepolisian terkesan lambat
menanggapi laporan terhadap buzzerRp, atau mereka yang mendukung pemerintah.
“Faktanya masih banyak para buzzerRp Istana yang masih bebas
berkeliaran, menista agama dan menebar kebencian kepada sesama rakyat
Indonesia. Sedangkan di sisi yang lain ada yang buru-buru ditahan dengan alasan
menyebarkan hoax, kebencian dan lain-lain. Hei penguasa negeri ketahuilah bahwa
rakyat tidak bodoh kita semua paham kepada siapa aparat penegak hukum hari ini
berpihak. Ini bukan soal suka atau tidak suka kepada penguasa, tapi ini soal
keadilan,” tegasnya.
Ia juga menilai ada perbedaan perlakuan dalam penanganan
hukum antara Habib Bahar dan Abu Janda.“Apa bedanya Abu Janda dan Habib Bahar
Bin Smith di hadapan hukum? Benar-benar tidak adil,” tegasnya.
Affandi juga mendesak kepada Polri agar dalam menjalankan
tugas, harus bertindak adil dalam penegakan hukum. Kecuali mereka siap untuk
diadili oleh Tuhan atas ketidakadilan yang dilakukan.
“Polri harus adil, sebab kalau kalian tidak adil maka Tuhan
akan mengadili kalian karena Tuhan bukan orang. Maka pasti Dia akan mengadili
kalian seadil-adilnya kalau tidak di dunia, tunggu di akhirat,” tuturnya. (fajar).