SANCAnews.id – Anggota DPR
dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai, apa yang disampaikan ketum PDIP
Megawati Soekarno Putri soal Sumbar yang dikatakan sudah berubah merupakan
bentuk kepedulian beliau sebagai putri daerah.
Kekhawatiran Bundo Megawati soal hilangnya tradisi musyawarah
(kelembagaan) ninik mamak tidak benar. Meskipun tidak bisa dinafikan ada
perubahan di Sumatera Barat seiring perkembangan zaman dan itu adalah sesuatu
keniscayaan.
"Kendati begitu, peranan ninik mamak masih memegang
peran sentral dalam sejumlah bidang kehidupan. Begitupun Filosofi "Adat
Basandi Syara', Syara' Basandi
Kitabullah" tetap lekat dalam kehidupan masyarakat," ujar Guspardi,
Jumat (14/1/2022).
Dalam beberapa kesempatan, Mega dan PDIP memang kerap
menyinggung Sumbar dan yang terkini disampaikan saat memperingati hari ulang
tahun PDIP ke 49.
Sejumlah pihak menilai jika hal itu tak lepas dari PDIP yang
tak pernah menang dalam setiap ajang pemilu di Sumbar.
Menurutnya, Bundo Mega dan jajarannya dapat menjadikannya
sebagai otokritik dan harus mempelajari psikologi orang Minang.
"Silakan Ketum atau jajaran pengurus untuk melakukan
otokritik, kajian, kenapa orang Minang itu kurang dekat, kurang menyalurkan
aspirasi politiknya ke PDIP," ungkap Politisi PAN ini.
Ia menegaskan, pada hakekatnya masyarakat Minang itu sangat
terbuka. Kalau Bundo Mega memahami kultur budaya Minang dan pendekatan yang
dilakukan parpolnya dengan budaya Minang, dan berkenan serta diterima
masyarakat Minang, saya yakinkan PDIP bisa menjadi partai besar bahkan tidak
mustahil jadi pemenang di Sumbar.
Selanjutnya, menang atau tidaknya, diterima atau tidaknya satu
parpol di daerah tergantung tokoh parpol itu sendiri di daerah. Sebab, parpol
harus menempatkan kader yang bisa memahami kondisi sosiologis masyarakat
setempat.
Sejarah mencatat di Sumatera Barat silih berganti sejumlah
partai berhasil menguasai suara di Sumbar dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti PAN, PKS, Demokrat, dan kini Gerindra.
"Orang Minang tidak fanatik kepada satu partai. Mana
yang betul-betul menyalurkan aspirasi politiknya untuk kepentingan bangsa dan
negara, kemakmuran, penegakan hukum. Orang minang suka yang semacam itu,"
pungkas anggota Baleg DPR ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung provinsi Sumatera Barat
(Sumbar) yang menurutnya sudah berbeda dari yang ia kenal.
Mega menilai sejumlah adat budaya warga Minangkabau seperti
Ninik Mamak mulai tidak nampak lagi oleh warga Sumbar.
Pidato-pidato Mega yang menyinggung Sumbar tak hanya sekali
diucapkan. Pada Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa 12 Agustus
tahun lalu. (poskota)