SANCAnews.id – Pasca orde baru tumbang pada 1998, kondisi
demokrasi semakin berganti hari semakin mengkhawatirkan. Tabiat penguasa untuk
berkuasa dan menunjukkan arogansinya mulai ditampakkan dengan nyata.
Begitu disampaikan pentolan aktivis Malari, Hariman Siregar
saat memberikan sambutan pada acara Peringatan 48 Tahun Peristiwa Malapetaka
Lima Belas Februari (Malari), Sabtu (15/1).
"Makin hari makin ke sini kita sudah berapa kali acara
sampai puncaknya itu waktu zaman SBY kita cabut mandatnya. Saking jengkelnya
begini kok akhirnya demokrasi itu paling sampai dua periode setelah itu mulai
kembali penyakit lama kita, yang berkuasa itu mulai ia berkuasa gitu mulailah
tekan-tekan (rakyat)," ujar Hariman.
Atas dasar itu, Hariman menyesalkan cara-cara penguasa dalam
menekan rakyatnya sendiri. Bahkan, kata dia, sebenarnya Indonesia dewasa ini
sudah dibajak oleh kekuatan modal yang makin hari makin kuat.
"Sehingga tadinya pemilik modal yang masih di
belakang-belakang nyogok, sekarang udah duduk di pemerintah. Ini yang paling
nggak saya sangka ini yang menurut saya sangat signifikan," sesalnya.
"Jadi mereka mereka yang duduk di pemerintahan itu bukan
lagi sebenarnya mikir bagaimana sejahterakan rakyat, membuat rakyatnya itu jadi
bebas dari ketakutan, bebas dari kelaparan kemiskinan, apalah semua ini atas
nama rakyat, mereka itu justru tikung menikung untuk keuntungan mereka gitu.
Jadi begini ini waktu zaman Pak Harto itu," pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional
antara lain Menko Ekuin era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli, aktivis senior
Bursah Zanubi, sejumlah purnawirawan TNI dan aktivis senior seperti Syahganda Nainggolan,
Jumhur Hidayat, mahasiswa serta peserta yang lainnya. (rmol)