SANCAnews.id – Pernyataan Menko Polhukam, Mahfud MD, yang
menyebut ada menteri meminta anak buahnya untuk "mencarikan" uang
setoran puluhan miliar dan masuk ke kantong Menteri, harus dibuktikan. Jika
Mahfud diam, maka ia harus mundur dari jabatannya sebagai pembantu presiden.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political
Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan,
Jakarta, Kamis (13/1).
"Jika benar apa yang ia sampaikan, Presiden layak
mempertimbangkan mengganti Mahfud MD dengan tokoh lain yang berani bertindak
saat mengetahui ada tindakan kriminal di kementerian, tetapi bersikap
diam," kata Dedi Kurnia.
Menurut Dedi, sulit menilai pernyataan Mahfud MD soal adanya
informasi korupsi di kementerian itu, entah pada periode ini atau yang telah
lalu. Sebab, ia hanya menyampaikan ke publik tanpa ada tindakan apapun, padahal
ia berada di posisi strategis.
"Tetapi jika informasi yang ia utarakan itu tidak benar,
Presiden tetap layak mempertimbangkan me-reshuffle Mahfud, karena sudah
menciptakan kegaduhan, cenderung fitnah pada kementerian. Karena statemen itu
memicu kepercayaan publik jika pemerintah dijalankan oleh tokoh-tokoh
koruptif," tegasnya.
Menurut pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini, Mahfud MD bukan kali pertama bicara selayaknya komentator politik
terkait kondisi pemerintahan, terutama soal Pungli dilingkaran elit pemerintah.
Sementara, ia sendiri seorang Menkopolhukam yang punya
sejumlah tanggung jawab, di antaranya melakukan pembersihan dari tindakan itu.
"Semakin menguatkan jika Mahfud bukan teknokrat, ia
hanya pengamat yang secara kebetulan dilantik sebagai menteri koordinator.
Seharusnya, Presiden Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menkopolhukam,"
pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Mahfud MD, sebelumnya menyebut ada menteri yang meminta anak buahnya untuk
"mencarikan" uang setoran. Tapi, uang itu, masuk ke kantong pribadi
sang menteri.
Diungkap Mahfud, ada seorang direktur jenderal (dirjen) dari
suatu kementerian yang pernah mendatangi dirinya untuk menceritakan hal
tersebut.
Kepada Mahfud, dirjen itu mengaku dirinya diminta mencarikan
uang dari proyek perizinan yang ia kerjakan untuk disetor ke pimpinannya.
Namun, Mahfud tidak mengungkap siapa sosok dirjen dan
pimpinan itu. Namun, ia memastikan dirjen tersebut kini sudah mundur dari
jabatannya.
"Kan ada yang sampai ditangkap, ada dirjen kan katanya,
ini setoran untuk menteri. Bahkan ada seorang dirjen mundur dari satu
kementerian," kata Mahfud dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Dia datang ke saya sebelum mundur, saya disuruh nyetor,
suruh cari uang 40 miliar dari kedirjenan saya ini karena mengurusi
perizinan-perizinan apa gitu. Mundur dia, tapi diumumkannya dipecat,
diberhentikan," sambungnya.
Mahfud menambahkan, kejadian itu banyak ia jumpai. Namun, dia tak mengungkap sosok yang ia maksud, "Kan banyak yang sekarang untuk masuk...," tandas Mahfud. (rmol)