SANCAnews.id – Nama Arteria Dahlan jelas terpampang di baliho pada sejumlah ruas jalan Kota Bandung sejak 19 Januari lalu. Terulis: ‘Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda.’

 

Hal itu merupakan ungkapan kekesalan masyarakat Sunda yang merasa tersakiti akibat desakan Arteria kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang kepala kejaksaan tinggi (Kejati) yang berbahasa Sunda dalam rapat.

 

Pada akhirnya, Arteria meminta maaf kepada masyarakat Jabar pada Kamis 20 Januari 2022. DPP PDIP juga memutuskan untuk menjatuhkan sanksi atas ulah Arteria itu.

 

Atas kasus tersebut, pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga lantas menilai pola Arteria yang menimbulkan polemik di masyarakat bakal berpengaruh terhadap elektabilitas suara PDIP di Bumi Pasundan pada pemilu 2024 nanti.

 

Apalagi, kali ini Arteria menyinggung soal Sunda yang notabenenya identitas mayoritas warga Jabar.

 

“Saya rasa akan ada stimulus negatif bagi Jabar, tentu ini diperkirakan makin merosot elektabilitas PDIP khususnya di Jabar,” ujar Jamiluddin dikutip dari Cnnindonesia.com.

 

Jamiluddin mengatakan, elektabilitas PDIP di Jabar yang sempat berjaya pada 2014 silam sudah mengalami penurunan pada 2019 lalu. Rekapitulasi hasil pemilu legislatif di 2019 menunjukkan suara PDIP turun posisi kedua lantara disalip partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

 

Dengan kondisi itu, Jamiluddin menilai bukan hal muskil suara PDIP di Jabar akan kembali merosot. Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir, banyak kader PDIP yang tersandung kasus.

 

Misalnya yang santer dibacarakan masyarakat adalah Harun Masiku dan Eks Menteri Sosial Juliari Batubara.

 

“Karena ada kecenderungan masyarakat kita, di Indonesia, itu menggenralisir. Jadi kalau itu yang melakukan blunder si A, korupsi si B, orang kerap kali mengaitkan organisasi atau partai yang melindunginya. Terutama di era sosial media yang awam pun bisa membaca informasi,” jelasnya.

 

Menurutnya, sekalipun Arteria telah meminta maaf secara khusus kepada publik, namun ia rasa publik tidak akan segampang itu memberikan maaf terhadap Anggota DPR RI periode 2019-2024 yang mewakili daerah pemilihan Jawa Timur IV itu.

 

Bahkan, Jamiluddin menilai polemik Arteria yang dirasa menyinggung identitas suku ini bisa berbuntut seperti sentiman masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) kepada PDIP. Sebagaimana diketahui, suara PDIP di Tanah Minang cenderung kecil bahkan tak sampai 5 persen pada 2019 silam.

 

Permasalahan PDIP dengan Sumbar juga sempat berlarut-larut usai tokoh-tokoh sentral PDIP seperti Ketua DPR RI Puan Maharani hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengeluarkan pernyataan yang acapkali menuai ketersinggungan bagi masyarakat Minang.

 

“Ya bisa seperti itu (Jabar seperti Sumbar). Karena kalau kita lihat juga cara komunikasi PDIP itu mereka cenderung bertahan. Artinya selalu berupaya membela diri. Selalu kalau mereka statement-nya dapat respon negatif, mereka selalu berusaha mempertahankan, kurang punya empati, dan itu membuat warga mungkin semakin jengkel,” ujar Jamiluddin. (terkini)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.