SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung, buka suara
mengomentari polemik yang terjadi antara Habib Bahar dengan laporan yang
menimpanya soal penyebaran ujaran kebencian.
Rocky menilai, jika ucapan yang dilontarkan oleh Bahar Smith
sah-sah saja sebagai warga negara.
Menurutnya, justru Presiden seperti Jokowi akan menjadi
otoritarianisme apabila terus dipuji-puji. Sehingga, ia berharap semua pihak
bisa menghormati Bahar Smith.
“Habib Bahar berhak, untuk, bahkan menghujat. Nah itu yang
ingin kita mintakan perlindungan,” kata Rocky, dalam video yang diunggah kanal
YouTube Refly Harun, dilihat pada Sabtu 1 Desember 2022.
Selain itu, Rocky menyebut Bahar Smith hanya bicara dan tidak
melakukan makar. Itulah nilai utama demokrasi, kata dia.
“Karena Habib Bahar hanya bicara, dia nggak melakukan
kegiatan makar. Dia mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan pemerintah. Itu
justru nilai utama demokrasi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa demokrasi seharusnya
dipelihara dalam kondisi banyaknya perbedaan, bukan kesepakatan. Sayangnya hal
ini dinilai tidak dipahami oleh pihak yang berkuasa.
Tak hanya itu, ia pun meminta agar Kapolri bisa memahami
bahwa Indonesia bisa diselamatkan dengan perbedaan pendapat.
“Kalau nggak ada perbedaan pikiran, itu artinya nggak ada
demokrasi. Jadi hal yang paling elementer dalam demokrasi adalah berbeda
pikiran,” tutur Rocky.
Ia lantas menegaskan bahwa sebuah pikiran, utamanya pikiran
penguasa, harus ada yang menentang.
“Kenapa? Karena pikiran hanya disebut pikiran kalau ada yang
menentangnya. Nah pikiran kekuasaan pasti harus ada yang menentang,” ujarnya.
(tekini)