SANCAnews.id – Ratusan orang merusak kantor bupati, polsek,
dan puskesmas di Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat,
Kamis (16/12/2021). Pemicunya, kabar kematian Kepala Kampung Dibera, Alpius
Iba, setelah divaksin Covid-19.
Setelah disuntik vaksin di pendopo bupati pada Selasa
(14/12/2021), Alpius sempat menjalani perawatan intensif di Puskesmas Ransiki
dan mengembuskan napas terakhir pada Kamis. Namun, hingga kini belum dipastikan
apakah penyebab kematian Alpius akibat vaksin Covid-19 atau bukan.
Kabar itu lantas memicu amuk warga pada Kamis sekitar pukul
10.00 WIT. Massa merusak kaca, meja, dan kursi di pendopo Kantor Bupati
Manokwari Selatan. Kaca dan sejumlah kendaraan bermotor di Kepolisian Sektor
Ransiki dan puskesmas setempat juga ikut dirusak.
Sebelumnya, sempat terjadi perusakan Rumah Sakit Umum Kaimana
pada 7 Desember 2021. Ada warga yang menuding keluarganya meninggal karena
vaksin Covid-19. Padahal, korban sudah berada di rumah beberapa hari kemudian
setelah vaksinasi.
”Keluarga mengklaim Alpius meninggal karena vaksin Covid-19.
Padahal, belum ada hasil otopsi yang menunjukkan dia meninggal akibat
divaksin,” tutur Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Komisaris Besar Adam
Erwindi, Kamis.
Adam mengatakan, massa menuntut ganti rugi kepada pemda
senilai Rp 2,5 miliar. Namun, setelah mediasi bersama polres dan tokoh adat,
Bupati Manokwari Selatan Markus Waran menyerahkan uang duka Rp 300 juta bagi
keluarga almarhum.
Pada Kamis sore, situasi keamanan di Ransiki, ibu kota
Manokwari Selatan, sudah kondusif. Massa telah membuka blokade di ruas Jalan
Trans-Papua Manokwari-Bintuni di Kampung Sabri.
Ke depan, ia mengimbau
warga menyerahkan masalah ini kepada pihak kepolisian dan Komisi Nasional
Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI). ”Warga jangan mudah terprovokasi, tapi
turut berperan menjaga Manokwari Selatan tetap kondusif,” imbau Adam.
Massa memblokade Jalan Trans-Papua di Distrik Ransiki,
Kabupaten Manokwari Selatan, Kamis (16/12/2021). Aksi ini dipicu adanya tuduhan
seorang warga bernama Alpius Iba meninggal
setelah menerima vaksin Covid-19.
Sekretaris Daerah Manokwari Selatan Hengky Tewu mengatakan,
perlu penyelidikan intensif terkait kasus ini. Harus dipastikan penyebab
kematian dipicu vaksin Covid-19 atau bukan.
”Kami terus berupaya membangun komunikasi untuk menenangkan
massa dan agar situasi kembali kondusif,” kata Hengky.
Ia menuturkan, pemerintah sudah berulang kali
menyosialisasikan dan memberikan bantuan bahan makanan pokok agar warga mau
divaksin. Namun, imbauan itu belum efektif. Hingga akhirnya Pemkab Manokwari
Selatan mewajibkan pegawai negeri sipil, tenaga honorer, dan kepala kampung
wajib mengikuti vaksinasi.
Vaksinator menyuntikkan dosis kedua vaksin Covid-19 kepada
warga di Puskesmas Sanggeng, Distrik Manokwari Barat, Manokwari, Papua Barat,
Selasa (20/4/2021). Vaksinasi Covid-19 tersebut diberikan kepada warga lanjut
usia (lansia) dan para pekerja pelayanan publik.
”Pegawai yang belum divaksin tidak akan mendapat tunjangan
dan tenaga honorer tidak diperpanjang kontraknya. Sementara bagi kepala kampung
yang belum divaksin tidak akan mendapatkan gaji dari pemerintah,” tutur Hengky.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan mengakui
masih terdapat penolakan vaksinasi Covid-19 di sejumlah daerah. Manokwari
Selatan termasuk salah satu daerah dengan cakupan vaksinasi Covid-19 rendah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat,
capaian vaksinasi Covid-19 Provinsi Papua Barat hingga Kamis ini untuk dosis
pertama mencapai 392.997 orang atau 49,3 persen dari sasaran 797.402. Sementara
cakupan vaksinasi untuk dosis kedua mencapai 233.163 orang atau 29,2 persen.
Rentan membuat vaksinasi tersendat, Otto akan berkoordinasi dengan tim KIPI setempat untuk menyelidiki masalah tewasnya warga setelah vaksinasi. Dia berharap hal ini tidak terjadi lagi karena perusakan mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat. (kompas)