SANCAnews.id – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika
(Menkominfo) Bidang Hukum RI Henri Subiakto ‘diserang’ sejumlah warganet
lantaran ia dituding telah menyebarkan hoax melalui unggahan foto di akun
twitternya @henrysubiakto.
Henry mengunggah gambar seorang anak perempuan tertidur
meringkuk di trotoar dengan gambar seorang perempuan sebagai latarnya. Henry
memberikan narasi bahwa anak perempuan tersebut adalah korban perang saudara di
Irak yang kehilangan ibunya.
Cuitan tersebut pun akhirnya riuh tatkala warganet tahu jika
gambar anak yang diunggah Henri bukanlah korban perang, melainkan hanya
ilustrasi yang sengaja dibuat oleh seorang fotografer.
Akibatnya, dosen Universitas Airlangga (Unair) itu banjir
‘serangan’ warganet hingga trending, bahkan banyak yang mendesak polisi agar
segera menangkap Henri ihwal tudingan penyebaran hoax.
“Sudah prof. Sudah. Cukup. Semakinngeles, semakin menunjukkan
kualitas profesor anda. Kata guru ngaji saya yang bukan seorang Profesor, kalau
salah, ya lebih baik minta maaf, janganngeles,” tutur seorang pengguna Twitter
@NaylaAzam membalas cuitan Henry.
Ini bukan pertama kali Henry membagikan informasi yang salah.
Hal tersebut dibahas oleh pengguna Twitter lainnya @meinaret yang kesal karena
beberapa kali Henry ketahuan menyebar informasi salah dan tidak meminta maaf.
Usai diserang warganet, Henry mengakui salah memberikan
narasi tentang foto yang diunggahnya di Twitter.
“Saya akui foto itu salah sejarahnya, tapi pesan utuhnya
adalah perang akan bawa penderitaan ke banyak orang, maka kita harus jaga
negeri ini agar damai, foto hanya ilustrasi. Bagi orang-orang pecinta keributan
bukan pesan damainya yang ditangkap, tapi kekeliruan sejarah fotonya yang
dianggap pidana,” cuit Henry.
Mundur
Setelah itu, Henry Subiakto mengeluarkan pernyataan bahwa
dirinya akan melepas jabatan sebagai Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang dijabatnya sejak 2007 tahun depan.
“Tahun depan saya memutuskan akan berhenti dari jabatan di
pemerintah,” tulis Henry, Jumat (17/12/2021).
Setelah lepas dari Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Henry akan kembali ke kampus Universitas Airlangga.
“Saya rindu sbg orang kampus, yg tdk perlu dibebani dg
sebutan pejabat dll,” sebutnya.
Henry menegaskan, meski lepas dari Kominfo, dirinya akan
terus bersuara. Terutama untuk melawan mereka yang ingin mengacaukan NKRI.
“Saya akan lbh bebas suarakan kecintaan saya pd negeri ini, menggadapi mrk yg perilaku dan ucapannya merugikan bangsa besar ini,” pungkasnya. (indopolitika)