SANCAnews.id – Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang
Komarudin menganalisa situasi politik di tahun 2022 akan memanas.
Pasalnya, tahun 2022 persaingan calon presiden (Capres) akan
dimulai.
“Para capres akan saling sikut untuk membangun
elektabilitas,” kata Ujang dihubungi Pojoksatu.id, Jumat (31/12/2021).
Hal tersebutlah, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia
Political Review (IPR) itu akan membuat situasi politik tanah air memanas.
“Panasnya situasi politik karena ini,” ucapnya.
Menurut Ujang, para kandidat Capres 2024 akan saling serang
mencari titik lemah lawan politiknya.
“Nah disinilah gesekan politik akan terjadi, mereka akan
saling menghancurkan masing-masing kandidat,” ungkapnya.
Bukan tidak mungkin, lanjut Ujang, nanti akan terjadi saling
lapor melaporkan antara pendukung satu kandidat karena merasa dirugikan.
“Habis serang menyerang, hancur menghancurkan, maka akan
terjadi juga saling lapor melaporkan antara pendukung kandidat,” tuturnya.
Ujang juga mengaku tidak yakin soal penurunan ambang batas
pencalonan presiden atau Presidential Threshold.
Sebab, tahapan-tahapan Pemilu 2024 sudah mulai berjalan.
Bahkan, 2022 mulai dilakukannya pematangan persiapan 2024.
“Soal penurunan presidential threshold kemungkinan kecil
dilakukan, karena di sisi lain tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan,” terangnya.
Kemungkinan, sambung Ujang penurunan Presidential Threshold
dilakukan di Pemilu mendatang.
“Itu juga belum tentu, apakah akan dilakukan revisi UU Pemilu
yang mengatur syarat pencalonan presiden, semuanya masih belum pasti, sesuai
dengan kebutuhan politik,” pungkasnya. (*)