SANCAnews.id – Rocky Gerung kembali menyinggung PDIP sebagai
pertai pengecut. Menurutnya, partai berlambang banteng itu memang besar tapi
tidak berani bertarung.
Pernyataan itu Rocky lontarkan saat ditanya oleh Refly Harun
mengenai pendapatnya tentang presidential threshold.
Mulanya, Rocky menceritakan bahwa beberapa hari lalu saat
sedang ‘ngopi, ia didatangi oleh sekelompok millenial yang bertanya tentang
substansi dari presidential threshold.
Setelah mengerti, kelompok anak muda itu menghendaki agar
presidential threshold dihapuskan. Tujuannya agar tidak ada batas partisipasi
politik.
“Jadi bayangkan, anak SMA ini juga akhirnya tahu kepentingan
kita dengan presidential threshold itu, untuk membatalkan itu, adalah pikiran
millenial. Isu ini ternyata sudah masuk ke dalam pembicaraan millenial,” ungkap
Rocky dikutip dari YouTube Refly Harun pada Sabtu 11 Desember 2021.
Rocky menjelaskan, dengan menghilangkan ambang batas dari
presidential threshold hingga mencapai titik nol, akan membuat demokrasi
semakin hidup.
Sebab, hal itu akan memberi kesempatan kepada masyarakat lain
untuk ikut dalam kontestasi pemilihan presiden tanpa harus dibatasi oleh ketentuan
ambang batas presidential threshold.
“Ada banyak pemimpin dan tokoh-tokoh daerah yang ingin
menguji kemampuan dia dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada di baliho itu,”
ujar Rocky dengan cara menyindir.
Mendengar itu, Refly Harun kemudian menantang Rocky Gerung
untuk menjadi ahli dalam permohonan uji materi ketentuan presidential treshold
di Mahkamah Konstitusi.
Sementara Refly sendiri akan menjadi lawyer dalam permohonan
tersebut. Rocky menjawab bahwa ia sangat siap.
“Udah, saya udah siapkan power point, saya udah siapkan
grafik-grafik, referensi segala macam,” Ungkapnya.
Lebih lanjut, Rocky juga menyinggung PDIP yang sebenarnya
takut bila presidential threshold dihapuskan. Sebab pasti akan kalah dengan
tokoh-tokoh yang populer seperti Refly Harun.
“Calon PDIP itu pasti kalah.. kalau dia berani kan kasi aja
konfrensi pers, ‘oke kami partai yang kuat kami tau legitimasinya besar, karena
itu kami di-nol kan pun kami bersedia untuk bertarung’. Coba itu diucapkan.”
“Jadi secara etis ini partai-partai yang pengecut, besar
doang tapi nggak berani tarung,” tutup Rocky. (terkini)