SANCAnews.id – Pembongkaran tiang pancang proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung (KCJB) menunjukkan klaim kinerja Presiden Joko Widodo selama
ini tidak efisien.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political
Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah merespons pembongkaran tiang pancang atau pier
proyek KCJB yang viral di media sosial, Rabu kemarin (8/12).
"Kejadian ini menegaskan jika klaim kerja kerja kerja yang
digaungkan Presiden Joko Widodo tidak terbukti efisien," kata Dedi kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (9/12).
Selain itu, aksi turun ke jalan yang kerap dilakukan Presiden
Jokowi untuk meninjau pembangunan juga seakan terciderai dengan insiden
pembongkaran pier KCJB yang terjadi di Karawang, Jawa Barat itu.
"Aktivitas presiden yang selama ini giat turun langsung
pun tak terbukti memperbaiki iklim kerja di tingkat bawah," imbuhnya.
Menurutnya, klarifikasi pihak PT Kereta Cepat Indo-China
(KCIC) yang menyebut pembongkaran dilakukan lantaran pier yang dipasang tidak
sesuai koordinat semakin membuktikan bahwa pembangunan tanpa perencanaan yang
baik.
"Ada kesan menihilkan kajian yang presisi, ini akan
semakin menurunkan kepercayaan publik pada proyek KCIC yang memang sejauh ini
banyak kritik," sesalnya.
Dedi juga menyesalkan Insiden tersebut seolah menganggap
enteng anggaran negara yang telah digelontorkan untuk pembangunan KCIB.
"Pembengkakan anggaran, perubahan sumber anggaran,
hingga urgensi proyek secara umum, dan kini muncul keteledoran luar biasa yang
tentu berdampak banyak," katanya.
Atas dasar itu, Dedi meminta pemerintah tanggung jawab atas
kelalaian proyek pembangunan KCIB. Jika demikian, sudah seharusnya proyek KCIB
dihentikan untuk sementara waktu hingga pertangungjawaban atas kelalaian dalam
insiden tersebut dilakukan.
"Pemerintah seharusnya menghentikan proyek ini sementara
waktu, lakukan audit sebelum mengalami kerugian dan persoalan lebih jauh. Dan
tentu, harus ada yang bertanggung jawab atas kelalaian merugikan ini,"
tandasnya. (*)
Tonton video viralnya