SANCAnews.id – Dalam konferensi pers tahunannya pada Kamis
(23/12), Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara soal kebebasan berpendapat dan
kaitannya dengan agama.
Putin mengecam pihak-pihak yang menghina Nabi Muhammad dengan
alasan kebebasan berpendapat.
Pasalnya, dia menilai tindakan-tindakan yang melanggar
kebebasan beragama dan melukai perasaan suatu pemeluk agama bakal melahirkan
aksi pembalasan dari kelompok-kelompok ekstrimis.
"Menghina Nabi Muhammad merupakan pelanggaran kebebasan
beragama dan pelanggaran terhadap perasaan suci orang-orang yang memeluk
Islam," ujar Putin dikutip TRT World.
Mengenai hal ini, Putin menekankan bahwa Rusia menghormati
budaya dan agama lain, sejak negara yang mewakili 11 persen daratan dunia itu
berkembang sebagai masyarakat multi etnis dan budaya.
Pernyataan Putin ini diapresiasi oleh mantan Menteri
Sekretaris Kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dipo Alam.
Menurut Dipo Alam, Presiden Rusia berumur 69 tahun itu patut
diundang oleh Badan Pembinaan Ideologi dan Pancasila (BPIP).
Namun, Dipo Alam tidak memberikan alasannya mengapa saran
tersebut dia sampaikan dan ditujukan kepada BPIP.
"BPIP boleh mengundang Presiden Putin ceramah
pendapatnya," ujar Dipo Alam melalui akun Twitternya Sabtu (25/12).
Belakangan, BPIP disorot karena pernyataan pimpinannya yaitu
Yudian Wahyudi. Pasalnya, dia menyatakan ada kelompok yang mereduksi agama
sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
Yudian menyebut kelompok tersebut adalah Ijtima Ulama yang
diisi oleh masyarakat yang menganut agama Islam. Tapi menurut Yudian, kelompok
ini justru mengklaim dirinya sebagai mayoritas yang mengancam Pancasila.
Bagi Yudian, justru yang sebenarnya agama di Indonesia adalah
Pancasila. (rmol)