SANCAnews.id – Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said
Didu bereaksi keras atas Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang kini baru
angkat suara mengenai mural berisi kritik yang
dihapus.
Said Didu menyindir Presiden Jokowi yang baru angkat suara
sekarang sebab mural tersebut telah dibangun tiga bulan yang lalau.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti terkait turunnya indeks kebebasan berpendapat di Indonesia. Presiden Jokowi lalu mengatakan bahwa indeks kebebasan berpendapat ini merupakan sebuah persepsi dari masyarakat.
Oleh sebab itu, menurutnya, dibutuhkan pendekatan persuasif dan dialogis untuk menangani masalah ini. Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tak semua masalah juga harus ditindak dengan melakukan penangkapan.
Hal itu ia sampaikan dalam acara pengarahan Kepala Kesatuan
Wilayah Tahun 2021 di Kabupaten Badung, Bali yang ditayangkan melalui kanal
Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat, 3 Desember 2021.
Jokowi lantas mencontohkan soal penghapusan mural yang berisi kritikan terhadap dirinya oleh kepolisian. Ia meyakini bahwa tindakan tersebut bukan merupakan perintah dari Kapolri, Kapolda, maupun Kapolres.
“Perintahnya Kapolri juga nggak mungkin. Perintahnya Kapolda
juga nggak mungkin. Perintahnya Kapolres juga mungkin nggak mungkin. Itu
sebetulnya urusan di polsek yang saya cek di lapangan. Tapi nyatanya dihapus,”
ungkapnya
Presiden Jokowi menegaskan bahwa masalah kritikan berbentuk mural merupakan hal yang kecil. Pasalnya, ia sudah sering dihina, dimaki-maki, hingga difitnah. Maka, Presiden Jokowi mempertanyakan mengapa mural harus ditakuti.
“Ini kebebasan berpendapat. Tapi kalau menyebabkan ketertiban masyarakat di daerah menjadi terganggu, beda soal. Sehingga saya mengapresiasi dibalik oleh Kapolri membuat lomba mural dan saya kira hasilnya positif,” ujar Jokowi. (terkini)