SANCAnews.id – Perhelatan Kongres Ekonomi Umat Ke-2 Majelis
Ulama Indonesia tahun ini sangat menarik menurut Jurubicara Presiden Gus Dur,
Adhie Massardi.
Karena dia melihat pada momentum itu ada dialektika politik
tingkat tinggi, antara orang Nomor satu di republik ini, Presiden RI Joko
Widodo, dengan ekonom nomor satu di negeri ini, ialah Rizal Ramli.
Pada pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI di The Sultan
Hotel and Residence, Jakarta Selatan pada Jumat kemarin (10/11), saat
memberikan sambutannya Jokowi menebar optimisme luar biasa.
Katanya, dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ia
optimistis Indonesia akan segera menjadi pusat ekonomi syariah. Bahkan dia
meyakinkan publik bahwa kelak pada 2040-2045 pendapatan per kapita rakyat
Indonesia kurang lebih 23.000-27.000 dolar Amerika Serikat.
Pada hari ini, Sabtu (11/12), di tempat dan forum yang sama,
Rizal Ramli menyindir pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kalau ini mah PHP aja kali. Jangan ngibul kebablasan di
forum mulia MUI dong!" kata Menko Ekuin era pemerintahan Gus Dur ini.
Sindiran Rizal Ramli bahwa Joko Widodo hanya PHP (pemberi
harapan palsu), terkait pernyataan pendapatan per kapita rakyat Indonesia 23.000-27.000
dolar Amerika Serikat pada 2040-2045, tentu saja berdasarkan fakta yang nyata.
Karena, tahun lalu saja (2020) pendapatan per kapita
Indonesia anjlok dari 4.050 dolar Amerika Serikat (2019) menjadi hanya 3.870
dolar Amerika Serikat.
Sehingga Rizal Ramli mengkalkulasi, untuk melipatgandakan
pendapatan menjadi 6-7 kalinya tentu harus kerja ekstra super keras, dengan
pembenahan bukan hanya di sektor ekonomi, tapi di banyak sektor yang saat ini
kesemuanya kedodoran.
Menurut Adhie M Massardi, kalau Presiden Joko Widodo
sungguh-sungguh ingin merealisasikan apa yang dikatakannya di forum Ekonomi MUI
itu, sehingga bisa membuat Rizal Ramli tersipu-sipu, mudah saja.
Dia senada dengan Rizal Ramli yang menyatakan bahwa untuk
mencapai angka 23.000-27.000 dolar Amerika Serikat pada 2040-2045, maka
perekonomian RI harus tumbuh 7,5-8,5 persen setiap tahun, secara konstan, dan
itu harus dimulai pada 2022 yang tinggal menghitung hari.
"Ini memang seperti film mission impossible alias 100
persen PHP," kata Adhie kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam
(11/12).
Tapi kalau Joko Widodo benar-benar ingin melaksanakan apa
yang dikatakannya tersebut, Adhie tak akan canggung memberikan bocoran idenya,
yang dipastikan tidak memerlukan kerja keras seperti yang digambarkan Rizal
Ramli.
"Cukup Joko Widodo mengundurkan diri sebagai presiden,
percepat pilpres dengan presidential threshold nol (zero) persen, dan perbaiki
sistem pemilu dan seluruh jajaran KPU," katanya.
"Dengan demikian akan lahir pemimpin dengan integritas
dan kapasitas yang jelas, yang bukan tukang ngibul," tegas Adhie.
Apabila ini terjadi, dia memprediksi akan ada kepastian hukum
dalam berbisnis.
"UU Cipta Kerja, meskipun masih berlaku hingga dua tahun
ke depan, tapi karena sudah dinyatakan inkonstitusional Hakim Konstitusi pasti
bikin investor ketar-ketir," tuturnya.
Maka dengan kepemimpinan yang lebih bermoral dan demokratis
serta memahami persoalan bangsa, Adhie yakin buzzeRp yang selama ini mendapat
angin untuk menciptakan keadaan sosial eksplosif, akan terkubur akan sirna.
"Sehingga masyaraat akan kembali hidup akur. Jadi cukup
dengan menyatakan mundur sebagai presiden, insya Allah apa yang dianggap
sebagai PHP-Joko Widodo akan jadi kenyataan," katanya.
"Dan ini bisa membuat Rizal Ramli tersipu-sipu,"
imbuh Adhie menegaskan. (**)