SANCAnews.id – Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212
Slamet Maarif meminta Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman
mengerjakan tugas pokok di militer ketimbang terus berbicara tentang agama.
Toh, kata Slamet, pekerjaan Dudung sebagai KSAD cukup banyak.
Misalnya menyelesaikan persoalan di Papua.
"Kembali kepada tupoksi KSAD, ya, lebih baik urus dan
fokus separatis Papua yang sudah menewaskan puluhan anggota TNI," tulis
eks Jubir FPI itu melalui layanan pesan, Jumat (3/12).
Sebelumnya, alumnus Akademi Militer (Akmil) 1988 itu mengaku
biasa berdoa menggunakan bahasa Indonesia, karena Tuhan bukan orang Arab.
Dia menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara di dalam
podcast Deddy Corbuzier yang disiarkan di YouTube, Selasa (30/11).
Slamet pun merasa ucapan Dudung saat berbicara dengan Deddy
terkesan anti-Arab. Dia pun meminta Dudung tidak alergi terhadap Arab. Sebab,
eks Gubernur Akmil itu juga memakai padanan kata Arab di namanya.
"Nama dia ada bahasa Arab-nya juga, Abdurachman itu
bahasa Arab. Namun, kalau mau diganti Dudung hamba Tuhan yang pemurah, ya,
mangga wae atuh," ujar Slamet.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua Umum MUI Anwar
Abbas ketika menyoroti uapan Jenderal Dudung ketika berbicara dengan Deddy.
Dia menyarankan Jenderal Dudung lebih fokus menyelesaikan
tugas-tugas sebagai KSAD ketimbang rutin berbicara tentang agama.
"Sebab, akhir-akhir ini saya lihat beliau (Jenderal
Dudung, red) lebih banyak terekam bicara tentang masalah agama," kata
Anwar melalui layanan pesan, Kamis (2/12).
Menurut dia, langkah Dudung yang rutin berbicara agama
membuat publik keheranan. Sebab, eks Pangkostrad itu bisa membahas topik lain
seperti Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.
Misalnya, kata Anwar, Dudung membahas cara menumpas gerakan
separatis tersebut sehingga keutuhan dan persatuan Indonesia sebagai bangsa
bisa dipertahankan dan tingkatkan.
"Semestinya, beliau (Jenderal Dudung, red) sebagai KSAD lebih banyak bicara tentang hal tersebut," beber pria kelahiran Sumatra Barat itu. (jpnn)