SANCAnews.id – Penghapusan bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi jenis Premium dan Petralite diprediksi bisa berakibat pada tingkat
kemiskinan.
Kemungkinan itu disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjen)
Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Yosef Sampurna Nggarang, sebagai sikap
protes terhadap kebijakan PT Pertamina (Persero) tersebut.
Menurut Yosef, kebijakan penghapusan dua jenis BBM bersubsidi
tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat, sehingga
berpotensi kemiskinan meningkat.
Dia memberikan contoh, keputusan pemerintah terkait Upah
Minumum Provinsi (UMP) tahun 2022 yang cuma naik 0,85 persen, sebagaimana
tertuang di dalam Peraturan Pemerintah 36/2021 tentang Pengupahan.
"UMP hanya naik se-upil ditambah kebijakan begini, ya
tambah miskin (rakyat)," ujar Yosef melalui akun Twitternya, Sabtu
(24/12).
Selain itu, Yosef mengkalkulasi imbas dari penghapusan
Premium dan Petralite bakal dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
merupakan kelas menengah.
Hal itu dia utarakan melihat persentase penggunaan jenis
kendaraan bermotor oleh masyarakat Indonesia.
"80 persen kendaraan di Indonesia itu adalah kendaraan
sepeda motor," katanya.
Yosef menyajikan data jumlah kendaraan bermotor per 2019,
dimana jumlah sepeda motor mencapai 112.771.136 unit.
"Premium di Jawa sudah di hapus, sekarang Pertalite.
Yang terkena dampak langsung dari kebijakan ini adalah pengguna sepeda
Motor," tandasnya. (rmol)