SANCAnews.id – Pegiat media sosial sekaligus ahli hukum tata
negara, Refly Harun membeberkan sejumlah aksi dari Front Persaudaraan Islam
(FPI) yang jarang jadi sorotan publik, khususnya aksi nyata membantu korban
bencana alam yang baru-baru ini terjadi, erupsi Gunung Semeru.
Refly mengatakan, FPI merupakan ormas yang tanggap dalam dan
simpati terhadap aksi kemanusiaan. Bahkan ketika ormas lain masih berwacana
untuk membantu korban bencana erupsi Gunung Semeru, FPI sudah hadir terlebih
dahulu membantu para korban.
“Lagi-lagi FPI adalah organisasi yang mau bersusah-susah hadiri duluan di tempat bencana. Ketika organisasi lain baru berwacana, mereka sudah ada di tempat bencana,” ujar Refly dalam saluran YouTube miliknya, dikutip Hops.id pada Selasa, 7 Desember 2021.
“Jadi mudah-mudahan sekali lagi ini membuktikan FPI bukanlah
organisasi yang tidak bisa diajak untuk bermusyawarah bermufakat, termasuk juga
membantu korban-korban bencana alam dan kemanusiaan seperti ini,” sambungnya.
Padahal, kata Refly, belakangan ini FPI sering mendapat
perlakuan tidak adil dari pemerintah. Mulai dari ormasnya dibubarkan, imam
besarnya dipenjara, hingga laskarnya dibunuh, namun mereka dengan tulus
terhadap sesama.
“Walaupun mereka diperlakukan tidak adil, dizalimi,
organisasinya dibubarkan, kemudian mereka juga imam besarnya dipenjarakan,
pengawal imam besarnya dibunuh, tetapi mereka masih mau terjun ke lahan musibah
kemanusiaan,” kata Refly.
Seruan Habib Rizieq penuh haru
Bersamaan dengan itu, Refly juga membacakan sebuah surat yang
berisi komando dari Habib Rizieq soal aksi kemanusiaan.
Adapun dalam pesannya, Habib Rizieq berpesan agar tetap
mengedepankan kemanusiaan meskipun sering diperlakukan tidak adil.
Selain itu dengan penuh toleransi Habib Rizieq menyerukan
kepada simpatisannya agar membantu dengan cinta kasih, tanpa pandang bulu.
Berikut pesan Habib Rizieq soal aksi kemanusiaan:
Surat IB-HRS untuk laskar kemanusiaan FPI
Kepada segenap saudaraku Laskar Kemanusiaan FPI tercinta.
Ingatlah, walau kita dizalimi, difitnah, dicaci-maki,
dimusuhi, dikejar, dianiaya, disiksa, diusir, dipenjara hingga dibunuh, tapi
jangan sekali-kali duka dan penderitaan kita membunuh rasa kemanusiaan kita.
Suka duka akan selalu silih berganti menjadi bagian dari
kehidupan kita. Rasa kemanusiaan harus selalu dipupuk agar tumbuh subur dalam
sanubari kita baik saat suka maupun duka.
Tetaplah semangat berdiri bangkit di setiap medan musibah,
bantulah semua manusia yang terkena musibah, tanpa memandangan agama, budaya,
suku, ras, ormas, partai dan golongan.
Hiburlah semua manusia di medan musibah walau hanya dengan
sebuah senyuman atau tatapan cinta, tukarlah duka mereka dengan suka,
bangkitkan kembali harapan dan optimisme mereka, untuk meraih bahagia setelah
derita.
Yakinlah bhwa janji Allah SWT Maha Besar, sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan, sehingga setelah derita akan ada bahagia. ***