SANCAnews – Gegara sebut 10 tahun lagi NU bisa menjadi penguasa di Indonesia dan memiliki kekuatan besar, Said Aqil Siradj, mendapat sindiran dari Politikus Partai Ummat.

 

“Ini kalau dikomentari serius, bisa-bisa banyak netijen ngamuk-ngamuk karena gak mau tokohnya dikomentari,” cuit Mustofa Nahrawardaya, Senin 4 Oktober 2021.

 

Mustofa Nahrawardaya juga mengunggah tautan pernyataan Said Aqil yang dilansir Democrazy.id. Diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengungkap berbagai potensi yang dimiliki Nahdlatul Ulama (NU) saat ini yang bisa menjadi modal untuk membuat NU besar pada masa mendatang.

 

Pertama adalah NU memiliki pengikut yang besar namun belum dikelola secara baik. Oleh karenanya, Said Aqil Siradj mendorong agar NU bisa membenahi potensi yang dimilikinya itu.

 

Kedua, NU dinilai punya kekayaan budaya yang telah diwarisi dari Wali Songo. Said Aqil Siradj membeberkan reputasi Wali Songo dalam mengislamkan masyarakat nusantara lewat budaya.

 

Ketiga, simbol NU sudah melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari seperti mengenakan kopiah dan sarung. Meski yang mengenakan kopiah dan sarung belum tentu pengikut NU.

 

Selanjutnya, NU disebut memiliki kekuatan politik. Said Aqil Siradj membuktikan itu dengan mencontohkan bagaimana setiap ada orang yang ingin menjadi pejabat kerap datang ke pesantren.

 

"Bagi orang luar, menakutkan ini. Mengerikan. NU 10 tahun lagi bisa jadi penguasa besar yang sulit untuk dirobohkan," kata Said Aqil Siradj dikutip dari video yang diunggah kanal Youtube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama pada 2 Oktober 2021.

 

"Gus Dur mudah dirobohkan, sekarang masih gampang dirobohkan, tapi 10 tahun yang akan datang, kalau NU berkuasa, sulit dirobohkan. Kekuatan yang sangat luar biasa," ucapnya lagi.

 

Said Aqil Siradj kemudian membeberkan bagaimana para pejabat mayoritas berasal dari kalangan NU.

 

"Ini bagi mereka yang tidak senang NU, ngeri nih, ngeri nih. Makanya jangan sampai ada kekuatan politik yang besar di NU ini, gitu bagi mereka. Walaupun sekarang sudah reformasi, gak seperti Orde Baru," ucap Said Aqil Siradj.

 

Disebutkan Said Aqil Siradj, pada era Orde Baru, NU sangat dikekang agar tidak bertambah besar kekuatannya.

 

"Tidak ada menteri dari NU (saat zaman Orde Baru). Kalaupun ada, sembunyi-sembunyi, orang NU juga takut," katanya.

 

Pada era reformasi seperti sekarang, ruang politik sudah terbuka. Namun, Said Aqil Siradj mengatakan, kelompok kiri ekstrem dan kanan ekstrem khawatir NU mendapatkan kekuasaan yang sangat besar. (netralnews)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.