SANCAnews.id – Pengamat politik, Rocky Gerung
menyebut kualitas hukum yang ada pada pemerintahan dari Presiden Joko Widodo
(Jokowi) saat ini sangat rendah.
Maka dari itu, Rocky Geurng mengatakan banyak masyarakat yang
menyampaikan kritik tetapi selalu dianggap makar.
Hal tersebut timbul karena adanya ketakutan dari sisi Jokowi
yang sudah lagi tidak banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia.
Selain itu, disebutkan oleh pria berusia 62 tahun itu bahwa
saat ini sudah ada tanda kekuasaan tidak lagi diperlukan di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Rocky Gerung dalam
sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube Refly Harun pada Kamis
(28/10/2021).
“Legitimasi pemerintah itu di atas 50 persen, dia enggak akan
ucapkan makar, dia tidak akan khawatir,” kata Rocky Gerung.
“Kan tanda bahwa kekuasaan itu tidak diperlukan lagi ya
Buzzer-nya dikerahkan. Lalu saya tanya misalnya pada Pak Mahfud ‘emang yang
dukung Presiden siapa?’ ya tinggal Buzzer kan,” sambungnya.
Rocky Gerung menganggap bahwa saat ini sudah tidak ada lagi
partai pendukung Jokowi yang mengucapkan sesuatu berbau dukungan.
Bahkan Rocky Gerung tidak pernah mendengar Megawati
Soekarnoputri memberikan dukungan kepada Jokowi dalam keadaan yang serius saat
ini.
“Bahkan Ibu Puan Maharani menegur presiden, jadi terlihat
bahwa bahkan partai pendukung sudah mencari semacam alasan yang agak masuk akal
untuk menghindar dari kekuasaan, itu mudah terlihat,” pungkasnya.
Jadi, menurut Rocky Gerung akan sangat percuma segala upaya
yang dilakukan oleh Menko Polhukam Mahfud MD apabila terus-terusan membela
Jokowi.
Rocky Gerung menilai kalau Jokowi sebenarnya bukanlah lagi
merupakan sosok pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
“Jadi semata-mata ini psikologi orang aja, orang enggak perlu
lagi, orang perlu pemimpin tapi yang ditampilkan itu tidak lagi sangat sebagai
seorang pemimpin. Rumitnya di situ sebetulnya,” tutur Rocky.
“Lalu orang berpikir dibiarin aja, bisa aja dibiarin tapi
nanti bebannya makin berat kan, kan itu persoalannya,” ucapnya menambahkan.
Sebelumnya Rocky
Gerung ikut menanggapi adanya beasiswa yang dibuat Sekjen PDIP Hasto
Kristiyanto untuk membandingkan pemerintahan era Jokowi dengan era Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya hal seperti itu layaknya bermain judi togel,
karena ketika kalah tidak mau mengaku dan saat menang banyak yang memamerkan
diri.
Mantan dosen yang pernah mengajar di Universitas Indonesia
(UI) itu menyebut ada sebuah riset yang mengatakan seluruh parameter ekonomi
politik lebih unggul era SBY sebesar 53 persen.
Hal tersbeut disampaikan oleh Rocky Gerung dalam sebuah
konten video berjudul “SEKJEN PDIP HASTO KERACUNAN DATA! MEMBANDINGKAN UTANG
ERA SBY DENGAN JOKOWI” yang diunggah pada Kamis (28/10/2021).
“Dari awal memang ide itu (beasiswa Hasto) untuk menggerogoti
prestasi SBY kan, jadi gimana metodologinya kalau Hasto atau PDIP mensponsori
analisis untuk membandingan Jokowi dan SBY?,” katanya.
Pria berusia 62 tahun itu menuturkan kalau metodologi
perbandingan itu kacau karena Jokowi hanya sekadar Kader Partai.
“Jadi itu namanya jeruk, ngupas jeruk di kebon jeruk, gitu,”
paparnya.
Selain itu Rocky menyebut kalau PDIP sedang panik karena ada
survei internal yang menunjukan bahwa suara Partai Demokrat naik.
“Dari awal memang ide itu (beasiswa Hasto) untuk menggerogoti
prestasi SBY kan, jadi gimana metodologinya kalau Hasto atau PDIP mensponsori
analisis untuk membandingan Jokowi dan SBY?,” katanya.
Pria berusia 62 tahun itu menuturkan kalau metodologi
perbandingan itu kacau karena Jokowi hanya sekadar Kader Partai.
“Jadi itu namanya jeruk, ngupas jeruk di kebon jeruk, gitu,”
paparnya.
Selain itu Rocky menyebut kalau PDIP sedang panik karena ada survei internal yang menunjukan bahwa suara Partai Demokrat naik. (poskota)