SANCAnews – Desakan atau masukan dari berbagai
kalangan terkait kinerja para menterinya dianggap tidak akan didengar oleh
Presiden Joko Widodo.
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, desakan
reshuffle terhadap jajaran menteri kabinet dianggap akan sia-sia, karena Jokowi
tidak mendengar suara-suara publik tersebut.
Misalnya ketika ormas-ormas besar Islam mendesak agar seorang
menteri yakni Mendikbud Nadiem Anwar Makarim diganti. Faktanya, Jokowi sama
sekali tidak mengikuti desakan tersebut.
"Toh Jokowi tidak bergeming. Bisa jadi Jokowi punya
ukuran dan pertimbangan sendiri. Meski menteri yang dipertahankan tidak ada
kinerja dan prestasi selama menjabat. Lebih pada kontroversi saja yang
diproduksi," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/10).
Bahkan sebaliknya, lanjut Muslim, ketika banyak masyarakat
yang mendukung Terawan dipertahankan sebagai Menteri Kesehatan, malah dicopot
oleh Jokowi.
"Contoh Menkes Terawan yang direshuffle tapi Vaksin
Nusantaranya itu malah laku di luar negeri. Lah kenapa menteri berprestasi
malah dibuang. Dan penggantinya tidak terdengar apa yang dibuat?" kata
Muslim.
Alhasil Muslim pun berpikir kalau suara-suara ormas,
akademisi, maupun rakyat pada umumnya sudah tidak lagi didengar oleh Jokowi.
"Jadi rada susah. Menteri yang oleh publik dinilai
bagus, dibuang dan diganti dengan yang tidak jelas kerjanya. Sebaliknya, menteri
yang didesak agar diganti malah dipertahankan," terang Muslim.
Dengan demikian, Jokowi dianggap sebagai seorang Presiden
yang tidak mendengar suara rakyat. Jokowi lebih mendengar suaranya sendiri.
"Jadi, menajemen reshuffle-nya Jokowi terbolak-balik
dengan suara dan kepentingan publik. Jokowi enggak dengar suara rakyat. Yang
didengar itu suaranya sendiri," pungkas Muslim. []