SANCAnews – Sebanyak 250 keluarga penerima
manfaat (KPM) di Klaten diusulkan segera dinonaktifkan dari program keluarga
harapan (PKH).
Gara-garanya, ratusan KPM tersebut dinilai telah mampu secara
ekonomi sehingga tak lagi membutuhkan bantuan dari PKH.
Koordinator Pendamping PKH Klaten, Theo Markis, mengatakan
pendamping PKH di Kabupaten Bersinar telah menggencarkan bidik graduasi, dalam
dua bulan terakhir.
Bidik graduasi dilakukan guna mengedukasi KPM yang dianggap
mampu secara ekonomi agar bersedia mundur dari kepesertaan PKH. Total KPM di
Klaten hingga sekarang masih mencapai 61.098 KPM.
“Dalam dua bulan terakhir, kami juga melakukan bidik
graduasi. Dalam kegiatan ini, kami mengusulkan penonaktifan peserta karena
dirasa sudah mampu,” kata Theo dikutip dari Solopos.com di Karang, Kecamatan
Delanggu, Sabtu (16/10/2021).
Theo Markis mengatakan pengamatan terhadap KPM dilakukan
secara teliti dan hati-hati. KPM yang diusulkan agar segera dinonaktifkan
biasanya didasarkan pada kepemilikan aset yang dimiliki masing-masing KPM.
“Di antara 250 KPM [yang masuk dalam bidik graduasi] itu ada
juga KPM yang punya mobil atau rumahnya lantai II. Hal seperti itu juga sudah
menjadi rasanan tonggo. Itu menjadi salah satu tolok ukurnya. Kami pun harus
menyertakan bukti-bukti [berupa foto kepemilikan aset] saat mengusulkan
penonaktifan kepesertaan program PKH ke pusat,” katanya.
Theo Markis mengatakan program bidik graduasi menjadi salah
satu metode guna mengedukasi KPM agar muncul kesadaran dari para KPM yang
dinilai sudah mampu. Bidik graduasi akan terus dilakukan ke depan.
“Selama ini, total KPM yang ter-graduasi di Klaten mencapai
2.592 KPM. Rinciannya, sebanyak 1.840 masuk graduasi alami dan 752 masuk dalam
graduasi sejahtera mandiri,” katanya.
Wakil Bupati (Wabup) Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan
mayoritas warga di Klaten yang tergolong warga miskin berasal dari kalangan
petani penggarap alias buruh tani.
Di antara upaya yang dilakukan guna menekan angka kemiskinan,
yakni mendukung terbentuknya ketahanan pangan yang ditujukan peningkatan
pendapatan masyarakat agar mampu mandiri dan selalu berinovasi.
“Angka kemiskinan di Klaten masih dua digit. Ini menjadi
tanggung jawab bersama. Perlu penanganan dan perhatian bersama,” kata Yoga
Hardaya. (suara)