SANCAnews.id – Video seorang pria menolak
mendapat vaksin COVID-19 di Sampang, Madura, viral. Dalam video viral, terlihat
pria tersebut mendatangi sentra vaksinasi TNI dan menolak divaksin.
Singkat cerita, anggota TNI pun memintanya untuk divaksin
hingga memberi pengertian. Namun pria ini terus menolak hingga anggota TNI
tersebut menuduhnya masuk dalam ormas FPI.
Video viral ini direkam sendiri oleh pria tersebut dengan
diam-diam dan akhirnya diviralkan. Atas aksinya, Danramil Kedungdung Sampang,
Madura Kapten Sofyan pun melaporkan pria ini ke polisi.
Kasatreskrim Polres Sampang AKP Sudaryanto mengaku hingga
kini pihaknya masih melakukan gelar atas laporan ini.
"Ini masih digelarkan," kata Sudaryanto saat
dihubungi detikcom di Surabaya, Selasa (26/10/2021).
Namun, Sudaryanto enggan menjelaskan lebih banyak. Dia hanya
mengatakan pihaknya masih melakukan gelar.
Sebelumnya, pria yang menggunakan jaket ojek online ini duduk
di depan petugas berpakaian TNI. Personel TNI pun menanyakan alasan mengapa
pria tersebut tidak mau divaksin. Pria itu mengaku memiliki badan yang sehat
sehingga tidak membutuhkan vaksinasi COVID-19.
"Menurut saya, saya sudah sehat jadi nggak butuh vaksin, gitu," kata warga tersebut dari video yang dilihat detikcom di Surabaya, Senin (25/10/2021).
Mendengar jawaban pria itu, petugas mencoba untuk memberikan
penjelasan tentang pentingnya vaksin COVID-19. Petugas juga memaparkan status
level PPKM Sampang yang sudah membaik, dikhawatirkan turun level ketika capaian
vaksinasi tidak sesuai target.
Namun, pria tersebut tetap dengan pendiriannya menolak
divaksin. Lalu, petugas menyuruhnya untuk melakukan rapid antigen.
Sebelum dilakukan rapid, petugas TNI akhirnya meminta KTP
pria tersebut. Adu mulut antarkeduanya pun tak terhindarkan karena pria
tersebut awalnya enggan menyerahkan KTPnya.
Hingga akhirnya, petugas menuduh pria tersebut sebagai
anggota FPI. Namun, pria itu menegaskan jika dirinya hanya rakyat biasa.
"Bukan Pak, saya bukan FPI. Saya rakyat biasa,"
tambahnya.
Sementara saat dihubungi detikcom perihal kejadian ini,
Danramil Kedungdung, Sampang Kapten Sofyan enggan berkomentar.
"Saya ndak berani (berkomentar), mungkin komandan saya yang lebih (berwenang memberi statement)," pungkasnya. (*)