SANCAnews – Ustaz Adi Hidayat memberikan
penjelasan mengenai apakah umat muslim lebih baik memilih seorang pemimpin
beragama Islam tapi dia koruptor atau non-muslim tetapi orang yang jujur.
Pendiri dari Quantum Akhyar Institute itu awalnya melemparkan
pertanyaan itu kepada para jamaah yang hadir untuk mendengarkan ceramahnya.
Akan tetapi para Jemaah sepertinya kebingungan dan lebih
memilih untuk tidak menjawabnya.
“Jadi ada dalam ilmu logika perbandingan yang fatal
akibatnya, salah premisnya keliru kesimpulannya,” ujar Ustaz Adi Hidayat,
dikutip PosKota.co.id dari kanal YouTube Love Islam.
“Coba pilih mana, dalam konteks pemilihan orang islam
pemimpin muslim yang koruptor atau non-muslim yang jujur, pilih mana?,” tanya
Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan pilihan mana yang
harus seorang muslim pilih di antara kedua opsi tersebut.
Akan tetapi ustaz berusia 37 tahun itu menegaskan bahwa
pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak ada jawabannya.
Menurutnya, pertanyaan semacam itu sudah termasuk ke dalam
kategori yang salah dan akan melahirkan jawaban yang salah.
“Kalau Anda ingin membandingkan sesuatu dalam kaidah ilmu
logika, itu harus apple-to-apple. Harus sama, jadi kalau Anda bandingkan orang
Islam yang jujur bandingkan dengan non-muslim yang jujur, fair (adil) itu,”
imbuhnya.
“Tetapi kalau Anda bandingkan misalnya orang Islam yang
koruptor, bandingkan dengan orang non-muslim yang koruptor, harus sama,”
sambungnya.
Lalu bagaimana dengan jawaban ‘lebih baik non-muslim tidak
dapat hidayah tapi jujur dibandingkan dengan orang Islam yang koruptor?
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjawab: “Emang orang Islam
semuanya koruptor? Itu penyesatan logika, salahnya fatal disitu. Kecuali
perbandingannya yang sama muslim yang koruptor dibandingkan non-muslim yang
koruptor, pilih mana? Jangan dipilih, dua-duanya salah,” paparnya.
Sebelumnya Ustaz Adi Hidayat juga menegaskan bahwasannya
orang Islam dilarang masuk ke gereja atau bahkan sekadar mengenakan
simbol-simbol seperti topi dan sebagainya.
Apabila orang Islam dengan sengaja melakukan hal tersebut
maka dipastikan dia ikut dalam kekafiran mereka.
“Hati-hati ya bapak-ibu sekalian, ini tidak mudah. Yang jadi
persoalan sekarang kok bisa sekarang jadi berkembang? Saya tidak bisa memahami
sampai hari ini kok bisa azan berkumandang ditempat ibadah orang lain,”
tukasnya.
Selain itu Ustaz Adi juga menyoroti banyaknya makanan untuk
berbuka puasa yang sering dibawa ke tempat ibadah umat beragama yang lain.
“Itu tidak tepat ya, jadi maksud saya tolong jangan
sekali-kali dikiaskan sesuatu dengan hal yang berbeda, itu salah,
menganalogikan sesuatu yang tidak tepat itu hukumnya gugur,” ucapnya lebih
lanjut. (poskota)