SANCAnews – Tujuan pemindahan ibukota negara
ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur harus dijelaskan secara gamblang. Khususnya
tentang siapa yang berkepentingan atas pemindahan ibukota tersebut.
Begitu yang disampaikan oleh tokoh senior DR. Rizal Ramli
saat berbincang dengan anggota DPR RI, Fadli Zon dalam video yang diunggah di
akun YouTube Fadli Zon Official bertajuk "Fadli Zon Vs Rizal Ramli. Ibu
Kota Baru Buat Rakyat Kita Atau Beijing Baru?" pada Senin (4/10).
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu mengingatkan
bahwa banyak negara yang sudah memindahkan ibukota. Di antara mereka ada yang
berhasil dan ada yang tidak berhasil.
Salah satu penyebab ketidakberhasilan adalah persoalan jarak
yang harus ditempuh dari ibukota yang lama.
"Jadi kunci keberhasilan itu kedekatan dengan ibukota
yang baru. Dua jam maksimal. Ibukota yang berhasil jaraknya itu cuma 1 sampai 2
jam dari ibukota lama," ujar Rizal.
Permasalahannya, Indonesia akan memindahkan ibukota ke
Kalimantan Timur yang letaknya jauh dari Jakarta.
Pemindahan ini pun memunculkan pertanyaan tentang siapa yang
mau tinggal di ibukota baru tersebut. Tidak mungkin, kata Rizal Ramli, pejabat
bergaji pas-pasan tidak akan mau, kecuali pejabat yang korup.
“Kedua, pembiayaannya bagaimana? Sebagian pakai anggaran,
yang kedua mereka bilang nanti akan dibiayai dengan jual kantor-kantor
strategis di Sudirman, di depan Monas, dijual, disewain sama swasta, itu
dipakai buat itu, dan swasta," jelas Rizal.
Perusahaan-perusahaan real estate besar, tidak akan mau
membuat real estate di Kalimantan Timur. Kecuali, mereka terpaksa pindah ke
sana.
Berdasarkan amatannya, hal yang menarik dalam pemindahan ini
adalah keberadaan BUMN China yang berbondong ingin membeli tanah di situ dan
ikut membangun ibukota baru
“Tapi penghuninya siapa itu nanti? Rakyat nggak mau pindah
kesitu. Penghuninya, ngundang lagi pasti pendukung dari RRC, buat jadi penduduk
di situ. Bisa jadi ibukota baru, tapi itu ibukota Beijing baru, bukan ibukota
Republik Indonesia baru," kata Rizal.
Jika kondisi demikian benar terjadi, Menko Kemaritiman era
Presiden Joko Widodo itu khawati gubernur atau presiden Indonesia di kemudian
hari berasal dari orang asing.
Kekhawatiran akan memuncak karena mereka dipastikan tidak
akan takut didemo. Artinya, rakyat mau mengeluh pun tidak bisa.
Dengan demikian, Rizal meminta penjelasan dari Jokowi terkait
siapa yang akan tinggal di Ibukota Negara baru di Kalimantan Timur tersebut.
"Jadi saya mohon maaf Fadli, Jokowi tolong jelaskan
siapa yang bakal tinggal di Ibukota quote and quote baru ini. Saya nganggep ini
ibukota Beijing baru," tutur Rizal.
"Jadi kita lagi bangun ibukota buat siapa? Apakah betul
buat rakyat kita? Apakah betul buat bangsa kita? Atau kita persiapkan ini untuk
Beijing baru? Yang jelas aja deh Pak Jokowi ngomong apa adanya aja dah,"
tutupnya. (rmol)